Kim Jong Un dan Putin Ketemu di Tempat Presiden Rusia Menginap di China, Teken 20 Dokumen Kerja Sama
Kim Jong Un dan Vladimir Putin bertemu di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing, usai parade militer besar Tiongkok.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggelar pertemuan resmi di Beijing pada Rabu (3/9/2025).
Kantor berita TASS melaporkan, pertemuan berlangsung di Wisma Negara Diaoyutai, sebuah kompleks tamu negara di barat Beijing, yang menjadi tempat Putin menginap selama kunjungannya.
Bendera Rusia dan Korea Utara dikibarkan di lokasi sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Sebelum pertemuan, Putin dan Kim menjadi tamu kehormatan dalam parade militer besar di Lapangan Tiananmen.
CNN menulis, parade itu diselenggarakan untuk memperingati 80 tahun kemenangan Tiongkok atas Jepang dalam Perang Dunia II.
Xi sekaligus memamerkan kekuatan militer Beijing dengan ribuan prajurit, tank, dan pesawat tempur.
Rekaman resmi yang disiarkan media Rusia memperlihatkan Putin dan Kim duduk berdampingan, berbicara dengan bantuan penerjemah dalam suasana santai.
Menurut NK News, pertemuan ini dilakukan beberapa jam setelah parade dan menjadi momen penting bagi hubungan bilateral kedua negara yang semakin erat sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Kedekatan ini tercermin dari bantuan militer Korea Utara terhadap Moskow.
The Guardian melaporkan, Pyongyang telah mengirim ribuan tentara dan pasokan senjata untuk mendukung perang Rusia di Ukraina.
Badan intelijen Korea Selatan memperkirakan sekitar 600 tentara Korea Utara tewas di wilayah Kursk, dan pengiriman tambahan sedang dipersiapkan.
Baca juga: Trump Tak Khawatir Poros Anti-Amerika Terbentuk di Tengah Guncangan Parade Militer China
Kunjungan Kim ke Tiongkok menambah bobot diplomasi kawasan.
Kim Jong Un tiba dengan kereta lapis baja bersama putrinya, Kim Ju-ae, yang untuk pertama kalinya tampil dalam acara internasional.
Kemunculan Ju-ae, menurut Guardian, memperkuat spekulasi ia disiapkan sebagai penerus Kim Jong Un di masa depan.
Pertemuan Kim dan Putin juga terjadi setelah pembicaraan antara Presiden Rusia dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Dalam pertemuan di Balai Agung Rakyat dan kediaman pribadi Xi, Putin menyebut Xi sebagai “sahabat karib” dan memuji hubungan Rusia-Tiongkok yang disebutnya berada pada “tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya”.
Kremlin menegaskan, komunikasi erat ini mencerminkan kedekatan strategis kedua negara.
Teken 20 Dokumen Kerja Sama
Menurut laporan media pemerintah Tiongkok yang dikutip Guardian, Rusia dan Tiongkok menandatangani lebih dari 20 dokumen kerja sama.
Di antaranya termasuk pembangunan pipa gas Power of Siberia 2 yang akan menyalurkan 50 miliar meter kubik gas setiap tahun dari Rusia ke Tiongkok.
Kesepakatan energi ini dianggap sebagai jalur penyelamat ekonomi Moskow di tengah sanksi Barat.
Selain Putin dan Kim, Beijing juga menjadi tuan rumah bagi sejumlah pemimpin otoriter lain, termasuk dari Iran, Myanmar, dan Zimbabwe.
Para analis menggambarkan pertemuan itu sebagai “poros pergolakan” yang berupaya menantang dominasi geopolitik Barat.
Putin bahkan bertemu dengan Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, satu-satunya pemimpin Uni Eropa yang hadir.
Fico, yang dikenal pro-Moskow, memuji sikap independen negaranya dan menunda dukungan sanksi baru Uni Eropa terhadap Rusia.
Kehadiran Kim, Putin, dan para pemimpin lain di Beijing memperlihatkan bagaimana Tiongkok semakin memposisikan dirinya sebagai pusat kekuatan alternatif di tengah dunia yang terbelah.
Baca juga: Prabowo Hadiri Hadiri Parade Militer China, Siapa Saja Pemimpin Negara yang Hadir?
Xi Jinping menegaskan dalam pidatonya di KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), semakin kacau situasi global, semakin penting bagi Tiongkok, Rusia, dan sekutu mereka untuk memperkuat solidaritas dan kerja sama.
Pertemuan Putin dan Kim di Wisma Negara Diaoyutai pun bukan hanya pertemuan bilateral biasa, melainkan bagian dari konsolidasi blok baru yang menguji keseimbangan global.
Trump Cuek dengan Potensi Blok Anti-Amerika
Presiden AS Donald Trump menanggapi kemunculan bersama Xi Jinping, Vladimir Putin, Kim Jong Un, dan Masoud Pezeshkian dalam parade militer China dengan santai.
Ia menegaskan AS memiliki militer terkuat di dunia dan tidak khawatir terhadap potensi terbentuknya blok anti-Amerika.
Parade itu memicu analisis di Washington tentang kemungkinan “poros pergolakan” yang menantang dominasi AS.
Iran dan Korea Utara disebut memasok senjata ke Rusia, sementara Tiongkok menopang ekonominya.
Melalui Truth Social, Trump menuduh Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara berkonspirasi, sekaligus mengingatkan pengorbanan tentara Amerika dalam sejarah hubungan dengan Tiongkok.
Daftar Pemimpin Negara yang Hadir Parade Militer China
Sebanyak 26 pemimpin dunia hadir dalam parade tersebut.
Berikut daftar lengkap pemimpin negara yang hadir di parade militer Tiongkok.
- Presiden Rusia Vladimir Putin
- Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un
- Presiden Tiongkok Xi Jinping
- Raja Kamboja Norodom Sihamoni
- Presiden Vietnam Luong Cuon
- Presiden dan Sekretaris Jenderal Partai Revolusi Rakyat Laos Thongloun Sisoulith
- Presiden Indonesia Prabowo Subianto
- Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim
- Presiden Mongolia Ukhnaa Khurelsukh
- Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif
- Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli
- Presiden Maladewa Mohamed Muizzu
- Presdiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev
- Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev
- Presiden Tajikistan Emomali Rahmon
- Presiden Kirgistan Sadyr Japarov
- Presiden Turkmenistan Serdar Berdimuhamedov
- Presiden Belarusia Alexander Lukashenko
- Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev
- Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian
- Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso
- Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa
- Presiden Serbia Aleksandar Vučić
- Presiden Slovakia Robert Fico
- Perdana Menteri Kuba Miguel Díaz-Canel
- Presiden dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Myanmar Min Aung Hlaing
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Ancaman Nyata UEFA Banned Sepak Bola Israel: Timnas hingga Klub Terasingkan seperti Rusia |
![]() |
---|
Pesan Telegram 'Waspadalah Moskow' Ancam Warga Rusia, Bandara Lumpuh |
![]() |
---|
TikTok Jadi Alat Tawar, China Pertimbangkan Lepas Kepemilikan di AS demi Konsesi Dagang dari Trump |
![]() |
---|
Kembalinya Chen/Jia di Korea Open 2025, Ajang Pembuktian Peraih Emas Olimpiade Paris |
![]() |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.308, Putin Siap Respons Ancaman secara Militer |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.