Senin, 29 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Diduga Militerisasi 35 Ribu Anak Ukraina, Dilatih Merakit Drone

Rusia dilaporkan memiliterisasi anak-anak Ukraina dan mengirim mereka ke kamp militer di wilayah pendudukan Rusia, menurut laporan Universitas Yale.

Tangkapan layar penelitian Universitas Yale/ysph.yale.edu
GAMBAR MAXAR - Tangkapan layar penelitian Universitas Yale berjudul "Ukraine’s Stolen Children: Inside Russia’s Network Of Re-Education And Militarization" yang diterbitkan pada Selasa (16/9/2025), memperlihatkan gambar 5: Individu dalam formasi di Pusat Anak-Anak Seluruh Rusia “Change”, April 2025. Bintik-bintik gelap dan bintik-bintik reflektif yang konsisten dengan keberadaan personel dalam formasi teratur terlihat dalam citra satelit tanggal 16 April 2025. HRL telah mengonfirmasi bahwa lebih dari 300 anak dari oblast Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia di Ukraina dibawa ke fasilitas ini sejak tahun 2022 hingga saat ini. Belum dapat dipastikan apakah aktivitas yang terlihat berkaitan dengan pelatihan anak-anak Ukraina di lokasi ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laporan baru dari peneliti Universitas Yale mengungkap Rusia memiliki jaringan besar tempat ribuan anak Ukraina dididik ulang dan sebagian dilatih secara militer. 

Jaringan ini ternyata jauh lebih luas daripada perkiraan sebelumnya, mencakup anak-anak usia 8–17 tahun di lebih dari 210 lokasi, termasuk sekolah kadet, biara, hingga fasilitas khusus.

Penelitian yang berjudul “Anak-anak Ukraina yang Dicuri: Di Dalam Jaringan Pendidikan Ulang dan Militerisasi Rusia mendokumentasikan bagaimana anak-anak Ukraina diajari meninggalkan identitas budaya mereka, dipaksa menerima propaganda Rusia, bahkan mendapat pelatihan tempur.

"Mereka memberi mereka pelatihan nyata dalam melempar granat dan, dalam satu kasus, kami tahu mereka terlibat dalam pembuatan drone," kata Nathaniel Raymond, direktur laboratorium Yale, kepada NPR pada hari Rabu (17/9/2025).

Ia mengatakan timnya melihat dokumen pemerintah Rusia yang merinci bagaimana anak-anak Ukraina yang berusia 13-17 tahun dilatih merakit drone dan peralatan militer lainnya pada April 2024.

Insiden itu dilaporkan terjadi di sebuah kamp bernama "Change" di tepi pantai di Laut Hitam.

Kamp tersebut dikelola oleh Kementerian Pendidikan Rusia dan menampung sedikitnya empat kelompok yang terdiri dari sektiar 300 anak Ukraina yang berusia di bawah umur antara tahun 2022 hingga 2025.

"Salah satu kelompok ini terlibat tahun lalu dalam produksi peralatan militer, termasuk UAV (kendaraan udara tak berawak), drone, detektor ranjau, dan pada dasarnya pengisi cepat, yang merupakan potongan logam untuk mengisi cepat senapan serbu," kata Raymond, dikutip dari RFE/RL.

Di situs webnya, kamp Change menggambarkan dirinya sebagai pusat pendidikan dan rekreasi anak-anak Rusia dengan perlindungan 24 jam oleh pasukan Garda Nasional.

Raymond menegaskan pelatihan ini bukan sekadar aktivitas biasa, melainkan jalur pendidikan militer dengan skenario taktis.

Dari 210 lokasi yang teridentifikasi, 62 persen digunakan untuk pendidikan ulang dan 19 persen untuk pelatihan militer. 

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.302: Denmark Beli Senjata Presisi Cegah Ancaman Rusia

Banyak fasilitas pelatihan militer juga diperluas sejak invasi Rusia pada Februari tahun 2022. 

Lokasi-lokasi ini tersebar ribuan kilometer, dari Laut Hitam hingga Siberia, dan sebagian dikelola langsung oleh pemerintah Rusia.

Ukraina memperkirakan sedikitnya 19.500 anak telah hilang sejak tahun 2022, sedangkan laboratorium Yale menduga jumlahnya bisa mencapai 35.000. 

Para pejabat Eropa menyebut temuan ini "mengerikan" dan memperingatkan, sistem serupa bisa mengancam negara lain di masa depan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan