Laut China Selatan
Kaji China Grey Zone Strategy, Hasanuddin Wahid Harap Indonesia Lebih Siap Jaga Kedaulatan di LCS
Sekjen PKB M. Hasanuddin Wahid, berharap Indonesia lebih siap menjaga kedaulatan di Laut China Selatan (LCS).
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) M. Hasanuddin Wahid, berharap Indonesia lebih siap menjaga kedaulatan di Laut China Selatan (LCS).
Harapan inilah sebagaimana disertasinya yang berjudul “Strategi Pertahanan Indonesia dalam Menghadapi China Grey Zone Strategy di Kawasan Laut China Selatan Guna Mendukung Pertahanan Negara”.
Selain Sekjen PKB, Hasanuddin Wahid adalah Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur V.
Ia juga merupakan mahasiswa S3 di Universitas Pertahanan (Unhan) Republik Indonesia.
Cak Udin, sapaan akrab Hasanuddin Wahid, mengupas secara mendalam strategi abu-abu (grey zone strategy) yang dijalankan China.
Strategi China Grey Zone adalah pendekatan konflik yang dilakukan oleh Tiongkok di Laut China Selatan dan wilayah sekitarnya yang berada di antara perdamaian dan perang terbuka.
Strategi ini dirancang untuk mengubah status quo secara bertahap tanpa memicu respons militer langsung dari negara lain.
"Sejauh ini belum ada satupun penelitian dari aspek teoritik yang mengangkat China grey zone strategy yang melakukan pengukuran tingkat dan jenis ancaman. Penelitian yang ada masih berfokus pada pendeskripsian apa saja operasi grey zone tanpa membahas strategi komprehensif untuk menangkalnya," ujarnya di Kampus Utama UNHAN, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/9/2025).
Cak Udin, berhasil menorehkan prestasi akademik di Universitas Pertahanan (Unhan) Republik Indonesia.
Cak Udin dinobatkan sebagai lulusan terbaik program doktor dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98 dan predikat magna cum laude.
Penelitian Cak Udin memanfaatkan sejumlah teori penting sebagai pijakan, antara lain Asymmetric Warfare, konsep power dari Joseph Nye, Strategi Pertahanan, hingga Asymmetric Defence Strategy.
Melalui teori-teori tersebut, dia merumuskan kerangka pertahanan Indonesia dalam menghadapi taktik grey zone yang berada di antara kondisi damai dan konflik terbuka.
"Saya juga menggunakan teori Asymmetric Defence Strategy sebagai landasan praktis untuk merumuskan strategi pertahanan Indonesia dalam menghadapi taktik grey zone yang digunakan oleh China," ucapnya.
Hasil riset ini menghasilkan formulasi strategi pertahanan multidimensi, melibatkan sinergi kekuatan militer, diplomasi, intelijen, serta kerja sama regional.
Pendekatan ini dinilai mampu memperkuat posisi Indonesia dalam menjaga kedaulatan di Laut China Selatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.