Senin, 29 September 2025

Konflik Korea

Presiden Korea Selatan Rayu Trump, Minta AS Jadi 'Juru Damai' Antara Korsel dengan Korut

Presiden Korsel meminta Presiden AS Donald Trump jadi “juru damai” untuk mendekatkan kembali komunikasi antara Seoul dengan Pyongyang yang memanas

Tangkapan Layar Kanal Youtube Associated Press
TRUMP KOREA SELATAN - Donald Trump (kanan) saat menyambut kedatangan presiden baru Korea Selatan, Lee Jae Myung, (kiri) di Gedung Putih, Senin (25/8/2025). Dalam kesempatan itu, Presiden Korsel meminta Presiden AS Donald Trump jadi “juru damai” untuk mendekatkan kembali komunikasi antara Seoul dengan Pyongyang yang memanas 

Artinya, jika dialog damai benar-benar dibuka, Seoul dan Washington harus menemukan formula baru yang realistis agar pembicaraan tidak berakhir buntu seperti sebelumnya.

Sementara itu beberapa Kelompok konservatif di Korea Selatan menilai bahwa pendekatan ini bisa melemahkan posisi Seoul di hadapan Korut.

Sedangkan di AS, beberapa pihak skeptis Trump dapat membawa hasil nyata, mengingat Pyongyang berulang kali menolak negosiasi baik dengan Seoul maupun Washington.

Korsel-AS Perkuat Kerjasama

Tidak hanya membicarakan isu Korea Utara, Pertemuan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga membahas kerjasama kedua negara di bidang ekonomi dan keamanan kawasan.

Lee menawarkan proyek kerja sama besar di sektor maritim bertajuk “Make American Shipbuilding Great Again”.

Program ini mencakup pembangunan galangan kapal baru di Amerika Serikat, pelatihan tenaga kerja, serta perawatan armada kapal.

Selain itu, kedua pemimpin menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama trilateral dengan Jepang.

Menurut keduanya, kemitraan tiga negara merupakan pilar utama stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Timur yang kini diwarnai persaingan geopolitik semakin ketat.

Dalam isu pertahanan, Trump tidak memberikan jawaban tegas mengenai kemungkinan pengurangan jumlah 28.500 tentara Amerika Serikat yang ditempatkan di Korea Selatan.

Namun, ia menekankan keinginannya agar AS memiliki kendali penuh atas lahan pangkalan militer besar yang saat ini masih berstatus sewa dari Seoul.

Pertemuan berlangsung dalam suasana hangat meski sempat diwarnai kegaduhan.

Lantaran beberapa jam sebelumnya, Trump menulis di media sosial tentang adanya “pembersihan atau revolusi” di Korea Selatan terkait penyelidikan terhadap mantan Presiden Yoon Suk Yeol.

Unggahan itu memicu spekulasi, namun Trump kemudian mengklarifikasi bahwa pernyataannya hanya kesalahpahaman atas laporan penggerebekan gereja dan pangkalan militer.

Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan

Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan retak berawal dari pembagian Semenanjung Korea usai Perang Dunia II, kedua negara ini lahir dari ideologi yang saling bertolak belakang.

Korea Selatan (Republik Korea) didukung Amerika Serikat dan negara-negara Barat, sementara Korea Utara (Republik Rakyat Demokratik Korea) didukung Uni Soviet dan China.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan