Konflik Korea
Presiden Korea Selatan Rayu Trump, Minta AS Jadi 'Juru Damai' Antara Korsel dengan Korut
Presiden Korsel meminta Presiden AS Donald Trump jadi “juru damai” untuk mendekatkan kembali komunikasi antara Seoul dengan Pyongyang yang memanas
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Korea Selatan (Korsel) secara terbuka meminta Presiden AS Donald Trump berperan sebagai “juru damai” untuk mendekatkan kembali komunikasi dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Permintaan itu diungkap presiden baru Korsel Lee Jae Myung saat menggelar pertemuan dengan Presiden Trump di Gedung Putih, Senin (25/8/2025).
Dalam pertemuan singkat itu Lee Jae Myung meminta Trump yang dikenal sebagai juru damai dunia untuk mencairkan hubungan Korsel dan Korea Utara yang telah lama memanas.
Permintaan ini bukan tanpa alasan, Trump diketahui sukses menyelesaikan enam perang dunia tanpa melalui mekanisme gencatan senjata.
Enam konflik yang diklaim berhasil ia akhiri meliputi perseteruan Israel–Iran, Republik Demokratik Kongo–Rwanda, Kamboja–Thailand, India–Pakistan, Serbia–Kosovo, serta Mesir–Ethiopia.
Pencapaian itu menjadi bukti bahwa Trump bisa menjadi juru damai, menegahi perseteruan antara Korsel dan Korut yang telah memicu perpecahan semenanjung Korea.
“Satu-satunya orang yang bisa membuat kemajuan adalah Anda, Tuan Presiden. Jika Anda menjadi pembawa damai, saya akan menjadi penggeraknya,” ujar Lee.
Trump Pertimbangkan Permintaan Korsel
Trump merespons positif permintaan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung yang memintanya berperan sebagai juru damai dalam ketegangan dengan Korea Utara.
Trump menegaskan dirinya memiliki hubungan pribadi yang baik dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un, sesuatu yang menurutnya bisa menjadi modal penting untuk membuka kembali jalur diplomasi di Semenanjung Korea.
Baca juga: Kim Jong Un Gelar Upacara Penghargaan untuk Prajurit Korut yang Bantu Rusia Berperang di Ukraina
“Saya mengenal Kim dengan baik. Kami pernah bertemu, berbicara panjang, bahkan bertukar surat. Tidak ada yang pernah berbicara sejauh itu dengan dia,” ujar Trump.
Meski demikian, Trump menegaskan bahwa setiap langkah perundingan harus dilakukan pada waktu yang tepat.
Ia tidak menyebut rencana pertemuan baru dengan Kim, namun membuka kemungkinan jika kondisi memungkinkan.
"Kita bisa membuat kemajuan besar dengan Korea Utara," ucap Trump.
"Itu akan menarik. Kita bisa atur pertemuan antara Anda dan Kim Jong-un. Anda mau?" imbuh Trump, yang disambut tawa para hadirin.
Korea Utara sendiri belum memberikan respon apapun mengenai inisiatif Lee sejauh ini, namun Korut memberi sinyal bahwa mereka tidak akan menyerahkan senjata nuklir dalam kondisi apapun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.