Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.280, AS Gabung Eropa untuk Beri Jaminan Keamanan
Perang Rusia-Ukraina hari ke-1.280, Amerika Serikat tidak ikut Eropa untuk bahas jaminan keamanan, tapi Presiden AS Trump pastikan AS akan terlibat.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.280 pada Selasa (26/8/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Dalam perkembangan politik, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Washington belum membicarakan secara rinci soal jaminan keamanan untuk Kyiv.
Ia menegaskan meski detailnya belum dibahas, Amerika Serikat pasti akan tetap terlibat.
Menurut Trump, Eropa akan lebih dulu memberikan jaminan keamanan yang besar kepada Ukraina, mengingat kedekatan wilayah mereka secara geografis.
“Kami belum tahu jaminan keamanan apa yang akan diberikan, karena kami bahkan belum membahas detailnya. Pertama, Eropa akan memberi mereka (Ukraina) jaminan keamanan yang signifikan, dan mereka seharusnya melakukannya karena letak teritorial mereka dekat, tetapi kami (maksud saya AS) akan terlibat,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih pada hari Senin (25/8/2025).
Ia menambahkan bahwa jika suatu saat Rusia dan Ukraina berhasil mencapai kesepakatan damai, maka masalah keamanan tidak lagi menjadi persoalan, dan AS akan memastikan hal itu terjadi.
“...karena saya ingin orang-orang berhenti meninggal," tegasnya.
Selain itu, Trump juga menggambarkan perang Rusia-Ukraina sebagai “konflik pribadi”, namun ia percaya konflik tersebut masih mungkin dihentikan.
Perang Rusia-Ukraina yang pecah pada 2022 berakar dari ketegangan panjang antara kedua negara sejak bubarnya Uni Soviet pada Desember 1991.
Dalam pidato pada 24 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa tujuan invasi adalah untuk melemahkan kemampuan militer Ukraina yang dianggap mengancam keamanan Rusia.
Ia juga menuduh adanya unsur “neo-Nazi” di pemerintahan Ukraina, serta mengklaim bahwa Moskow perlu melindungi etnis Rusia di Donetsk dan Luhansk dari penindasan.
Baca juga: Peretas Bajak 116 Saluran TV Rusia, Siarkan Rekaman Aib Perang Moskow di Hari Kemerdekaan Ukraina
Selain itu, Kremlin menolak kemungkinan Ukraina bergabung dengan NATO atau menjadi basis pengaruh Barat, karena tidak menginginkan keberadaan militer aliansi tersebut tepat di perbatasan Rusia.
Donetsk Krisis Air, Rusia Janji Atasi Jika Berkuasa Penuh
Donetsk mengalami krisis air yang memaksa orang-orang mengantre di truk tangki.
Denis Pushilin, Kepala wilayah Donetsk yang sebagian dikuasai Rusia di Ukraina timur, mengatakan krisis air tersebut hanya dapat diatasi jika Rusia mengambil kendali penuh atas wilayah tersebut dan sebuah kanal vital.
Kanal sepanjang 135 km tersebut dibangun pada tahun 1950-an, menghubungkan dua sungai yang bermula sekitar 19 kilometer di timur laut Sloviansk, yang dikuasai pasukan Ukraina, dan berakhir di dekat kota Donetsk di wilayah yang dikuasai pasukan Rusia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.