Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Cari Lokasi Baru untuk Perundingan Gencatan Senjata Gaza, UEA dan Eropa Jadi Opsi

Israel pertimbangkan pindahkan perundingan gencatan senjata Gaza ke UEA atau Eropa, Netanyahu bahas di rapat kabinet Selasa (26/8/2025).

Facebook Perdana Menteri Israel
BENJAMIN NETANYAHU - Foto ini diambil dari Facebook Perdana Menteri Israel memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers pada hari Minggu (10/8/2025). Menurut laporan Channel 12 Israel pada Minggu (24/8/2025), Israel pertimbangkan pindahkan perundingan gencatan Gaza dan pertukaran sandera Hamas ke UEA atau negara Eropa. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel sedang mempertimbangkan untuk memindahkan perundingan gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas ke Uni Emirat Arab (UEA) atau negara Eropa.

Channel 12 Israel melaporkan pada Minggu (24/8/2025) malam, keputusan soal lokasi baru perundingan diharapkan diambil awal pekan ini.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan mengadakan rapat kabinet keamanan pada Selasa (26/8/2025) untuk membahas perang di Gaza serta perkembangan negosiasi dengan Hamas.

Opsi yang dibahas termasuk UEA, yang baru-baru ini dikunjungi Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, maupun ibu kota Eropa sebagai alternatif dari Qatar atau Mesir yang sebelumnya menjadi tuan rumah.

Netanyahu belum memastikan apakah akan menurunkan tim negosiasi yang sama dengan delegasi di Doha atau merombaknya.

Kepala Mossad, David Barnea, yang sebelumnya bertemu Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, kemungkinan tetap bergabung dalam tim.

Mossad adalah badan intelijen luar negeri milik Israel yang dikenal sebagai salah satu lembaga spionase paling efektif dan tertutup di dunia dan dibentuk pada 13 Desember 1949 oleh PM David Ben-Gurion.

Pejabat Israel yang dikutip Channel 12 menegaskan bahwa proposal mediasi terbaru dianggap tidak lagi relevan.

Mereka menyatakan, setiap kesepakatan mendatang dengan Hamas hanya akan terbatas pada pembebasan semua sandera dan penghentian perang dengan syarat yang dapat diterima Israel.

Baca juga: Israel Akui Bom RS Nasser Gaza, 6 Jurnalis Tewas, Total 246 Wartawan Jadi Martir Sejak 7 Oktober

Di sisi lain, Kepala Staf IDF, Eyal Zamir mendorong Netanyahu agar menerima proposal yang ada, yang menurut laporan YnetNews diajukan oleh utusan AS Steve Witkoff.

IDF adalah singkatan dari Israel Defense Forces atau dalam bahasa Indonesia disebut Pasukan Pertahanan Israel. Ini adalah angkatan bersenjata resmi negara Israel.

IDF didirikan pada 26 Mei 1948, tak lama setelah Israel memproklamasikan kemerdekaannya.

“Militer telah menciptakan kondisi untuk kesepakatan tahanan, dan sekarang semua ada di tangan perdana menteri,” kata Zamir, memperingatkan operasi di Kota Gaza berisiko besar terhadap keselamatan sandera.

Keluarga para tawanan menyambut pernyataan Zamir.

Dalam pernyataan yang dikutip Royanews, mereka menegaskan: “Kepala staf menyampaikan apa yang diinginkan mayoritas rakyat: kesepakatan komprehensif untuk memulangkan semua sandera dan mengakhiri perang.”

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan