Jumat, 3 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Rayakan HUT ke-78 India, PM Modi Umumkan Pemangkasan Pajak Besar-besaran bagi Rakyat

Modi mengatakan sistem pajak di India akan direformasi dan mengalami pemangkasan tarif menjelang hari raya Diwali pada Oktober tahun ini.

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
Tangkap Layar Youtube Narendra Modi
PIDATO HUT INDIA - Pidato Kenegaraan Perdana Menteri India, Narendara Modi di kawasan Benteng Merah, New Delhi pada Jumat (15/8/2025) dalam rangkah HUT Kemerdekaan India ke-78. Peringati Hari Kemerdekaan India pada Jumat ini Perdana Menteri Narendra Modi memberikan pengumuman terkait pemotongan pajak secara besar-besaran bagi masyarakat dengan pemangkasan Pajak Barang dan Jasa (PBJ) mulai Oktober yang berpotensi mendorong konsumsi publik. 

Tema kemenangan atas kejahatan ini dikaitkan oleh Modi dengan apa yang saat ini sedang dirasakan rakyat India dalam menghadapi tekanan global dari pemerintahan Trump bersama Amerika Serikat.

“Diwali kali ini, saya akan menjadikannya Diwali ganda bagi Anda. Selama delapan tahun terakhir, kami telah melakukan reformasi besar dalam PBJ. Kini kami menghadirkan reformasi PBJ generasi berikutnya yang akan meringankan beban pajak di seluruh negeri,” ujarnya dalam pidato Hari Kemerdekaan.

Pengumuman Modi muncul saat India berupaya menyederhanakan struktur PBJ, dengan kelompok menteri yang sedang menyusun laporan untuk mempertimbangkan penggabungan kelompok tarif dan penurunan tarif pada sejumlah produk.

Pemerintah sebelumnya menyatakan ingin mengubah tarif PBJ dan mengurangi jumlah kategori tarif dalam rezim pajak yang diberlakukan sejak 2017.

Saat ini, India memberlakukan PBJ sebesar 5 persen, 12%, 18%, dan 28% untuk mayoritas barang dan jasa, kecuali emas dan perak.

Peraturan PBJ juga meliputi pajak tambahan untuk barang-barang seperti rokok dan mobil mewah.

Baca juga: Sentimen Negatif AS ke India Berlanjut, Benarkah 5 Jet F-16 Pakistan Dihancurkan Operasi Sindoor? 

Upaya Dorong Konsumsi Rakyat India

Meski manufaktur lokal dan kemandirian telah menjadi fokus utama Modi selama bertahun-tahun, upaya tersebut kini menjadi hal yang makin mendesak di tengah ketegangan perdagangan global dan gangguan rantai pasok.

Kemandirian negara tersebut kian mendesak setelah tarif Trump berpotensi mengganggu akses India ke pasar ekspor terbesarnya yakni AS.

Sebelumnya pada 2024, India memiliki nilai pengiriman barang ke AS yang mencapai angka hampir $87 miliar terutama di sektor tekstil, alas kaki, udang, permata, dan perhiasan. 

Tarif Trump yang kian meroket ini sendiri merupakan imbas dari kegagalan pembicaraan perdagangan antara New Delhi-Washington yang telah berlangsung selama lima putaran

Adapun kegagalan negosiasi tersebut terjadi akibat perbedaan soal pembukaan sektor pertanian dan susu India serta penghentian impor minyak Rusia.

“Yang dibutuhkan saat ini adalah tekad membangun India kuat... Saya ingin para pedagang dan pemilik toko memasang papan produk ‘Swadeshi’,” ujar Modi merujuk pada istilah India untuk barang buatan dalam negeri. 

Ia menyebut chip semikonduktor buatan India akan beredar akhir tahun ini, sekaligus mendorong eksplorasi lebih dari 1.200 lokasi untuk kemandirian produksi mineral kritis.

Janji Modi menurunkan PBJ menjelang Diwali mengikuti komitmen sebelumnya mereformasi PBJ dengan mengurangi jumlah kategori tarif.

Menteri-menteri di Kabinet Modi pun dikabarkan tengah menyusun laporan untuk mempertimbangkan penggabungan kelompok tarif dan penurunan tarif pada produk tertentu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved