Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mengenal Sistem Nuklir Dead Hand Rusia yang Bikin Amerika Panik: Kiamat Bagi Negara Penyerang

Dead Hand dirancang sebagai mekanisme “kiamat”—alat pencegah ekstrem yang menjamin kehancuran total bagi pihak yang menyerang.

tangkap layar/twitter
DEAD HAND - Peluncuran rudal Oreshnik yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebut rudal ini sebagai senjata hipersonik yang mampu menempuh jarak jauh dan berkecepatan Mach 10, sepuluh kali kecepatan suara. Ini menjadi bagian dari sistem Dead Hand Rusia, atau secara resmi dikenal sebagai Perimeter System, sistem komando dan kontrol nuklir otomatis. 

Tujuan utamanya adalah memastikan kalau Rusia tetap dapat melakukan serangan balasan nuklir meskipun seluruh kepemimpinan negara tersebut telah dihancurkan dalam serangan mendadak.

Sistem ini bekerja dengan memantau berbagai indikator seperti aktivitas seismik, tingkat radiasi, tekanan atmosfer, dan komunikasi militer.

Jika sensor mendeteksi tanda-tanda serangan nuklir dan tidak ada respons dari komando pusat, Dead Hand dapat secara otomatis mengirimkan sinyal peluncuran ke silo-silo rudal nuklir.

Dalam beberapa versi, sistem ini menggunakan rudal komando yang terbang melintasi Rusia sambil menyiarkan kode peluncuran ke seluruh unit nuklir.

Dead Hand dirancang sebagai mekanisme “kiamat”—alat pencegah ekstrem yang menjamin kehancuran total bagi pihak yang menyerang Rusia

Ini adalah bentuk dari doktrin mutual assured destruction (MAD), di mana tidak ada pihak yang berani memulai perang nuklir karena konsekuensinya akan fatal bagi semua.

Meskipun Rusia tidak pernah secara resmi mengonfirmasi status operasional sistem ini, banyak analis pertahanan percaya kalau Dead Hand masih aktif dan telah dimodernisasi dengan teknologi seperti kecerdasan buatan dan pengawasan satelit.

Sistem ini menimbulkan kekhawatiran global karena sifatnya yang semi-otomatis dan minim keterlibatan manusia setelah diaktifkan. Jika terjadi kesalahan sensor atau gangguan teknis, Dead Hand berpotensi memicu konflik nuklir tanpa keputusan politik eksplisit.

"Ini menjadikannya salah satu sistem senjata paling menakutkan yang pernah dibuat dalam sejarah modern," dikutip dari News18, Senin (11/8/2025).

Peluncuran rudal balistik jarak menengah 9M729 Oreshnik Rusia.
Peluncuran rudal balistik jarak menengah 9M729 Oreshnik Rusia. (Kementerian Pertahanan Rusia)

Rusia Kerahkan Oreshnik

Menanggapi pernyataan Medvedev itu AS lalu menempatkan kembali dua kapal selam nuklir ke posisi strategis, dekat Rusia namun lokasi pastinya dirahasiakan.

Rupanya, ujaran Medvedev itu dianggap sebagai ancaman serius oleh Trump sekaligus langkah untuk melawan pembangkangan Moskow setelah ancaman tarif dan sanksinya gagal total.

Langkah ini langsung memicu reaksi dari Moskow.

Presiden Vladimir Putin mengadakan pertemuan darurat dan memerintahkan pengerahan rudal hipersonik terbaru bernama Oreshnik

Rudal ini mampu melaju dengan kecepatan Mach 10 dan membawa hulu ledak nuklir.

Beberapa unit Oreshnik bahkan telah dipindahkan ke Belarus, memperkuat posisi Rusia di dekat perbatasan Ukraina dan negara-negara NATO seperti Polandia dan Lituania.

Ketegangan antara kedua negara kini berada di titik kritis, di titik perang. 

Presiden AS tersebut tidak menyebutkan secara jelas jenis kapal selam apa yang sedang direposisi penempatannya.

(oln/wn/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved