Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Trump Ultimatum Rusia: Batas Waktu Berdamai dengan Ukraina Cuma Sampai 8 Agustus

uru bicara utama pemerintah Rusia, Dmitry Peskov mengatakan perang melawan Ukraina akan terus berlanjut terlepas dari ancaman Amerika

Facebook The White House
TRUMP DI IOWA - Gambar diambil dari Facebook The White House pada Jumat (4/7/2025), memperlihatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam kunjungannya ke Iowa pada Kamis (3/7/2025). 

Trump Ultimatum Rusia: Batas Waktu Berdamai dengan Ukraina Cuma Sampai 8 Agustus

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengultimatum Rusia kalau negara itu memiliki waktu hingga 8 Agustus untuk berdamai dengan Ukraina,

Jika tidak, Rusia bakal menghadapi sanksi baru.

"Sepuluh hari dari hari ini," kata Trump kepada wartawan di Air Force One ketika diminta untuk mengklarifikasi tenggat waktu barunya untuk mengakhiri perang di Ukraina, Rabu (30/7/2025).

Baca juga: Pakar Intelijen Mantan DIA AS: Rusia Siap Serang Negara Lain Eropa Setelah Ukraina, Anggota NATO?

Trump, yang sedang terbang kembali dari Inggris ke Washington, pada Senin kemarin menuduh Presiden Vladimir Putin melakukan "percakapan yang baik dan penuh hormat" namun terus "meluncurkan roket" ke kota-kota Ukraina

Trump mengatakan akan mempersingkat tenggat waktu 50 hari sebelumnya untuk mengakhiri perang menjadi 10-12 hari, sambil memperingatkan sanksi baru dan kemungkinan tarif sekunder.

Kremlin  mengatakan sebelumnya pada Selasa kalau mereka telah "mempertimbangkan" ultimatum terbaru Trump, tetapi menolak berkomentar mengenai kemungkinan sanksi baru.

Juru bicara utama pemerintah Rusia, Dmitry Peskov mengatakan perang melawan Ukraina akan terus berlanjut terlepas dari ancaman yang datang dari presiden AS.

Trump mengatakan kepada wartawan di Air Force One bahwa ia belum menerima tanggapan apa pun dari Putin mengenai tenggat waktu perdamaian barunya, dan menyebutnya sebagai hal yang “memalukan.”

" Kami akan mengenakan tarif dan sebagainya," katanya.  

"Saya tidak tahu apakah itu akan memengaruhi Rusia karena, jelas, [Putin] ingin perang terus berlanjut... Itu mungkin memengaruhi mereka atau tidak, tetapi bisa saja."

KONFLIK RUSIA UKRAINA - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam sebuah konferensi internasional pada 2017 silam. Terkini, upaya perdamaian konflik Rusia-Ukraina meredup setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan Presiden AS Donald Trump dipastikan absen dalam perundingan di Istanbul, Turki, Kamis, 15 Mei 2025. 
KONFLIK RUSIA UKRAINA - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam sebuah konferensi internasional pada 2017 silam. Terkini, upaya perdamaian konflik Rusia-Ukraina meredup setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan Presiden AS Donald Trump dipastikan absen dalam perundingan di Istanbul, Turki, Kamis, 15 Mei 2025.  (Tangkap layar EPA/Instagram)

Trump Makin Kesal

Pernyataan tersebut menandai perubahan nada yang signifikan dari awal tahun ini, ketika Trump berulang kali menyatakan keyakinannya pada kesediaan Putin untuk merundingkan perdamaian dan berselisih dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Namun setelah berbulan-bulan perundingan perdamaian yang lamban antara Rusia dan Ukraina, yang hanya menghasilkan pertukaran tahanan rutin, rasa frustrasi meningkat dalam pemerintahan Trump.

Pada saat yang sama, diskusi AS-Rusia yang bertujuan memulihkan operasi diplomatik reguler juga terhenti.

Kremlin pada hari Selasa tampaknya menyalahkan Washington atas kebuntuan ini, dengan mengatakan bahwa perundingan tersebut "tidak akan menghasilkan apa-apa dengan cepat."

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved