Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Batasi Otonomi Lembaga Antikorupsi, Picu Protes Terbesar di Kyiv Sejak 2022

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani rancangan  undang-undang kontroversial terkait otonomi lembaga-lembaga antikorupsi.

Kantor Presiden Ukraina
PRESIDEN ZELENSKY - Foto diambil dari Kantor Presiden Ukraina, Selasa (17/6/2025). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuannya dengan Presiden Austria Alexander Van der Bellen (tidak terlihat dalam foto), Senin (16/6/2025). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani rancangan  undang-undang kontroversial terkait otonomi lembaga-lembaga antikorupsi. 

Uni Eropa mengecam keras keputusan ini, menyebutnya sebagai “langkah mundur yang serius” dalam upaya reformasi dan integrasi Ukraina ke dalam komunitas Eropa. 

Komisaris Eropa untuk Perluasan, Marta Kos, menegaskan bahwa pembongkaran independensi NABU dan SAPO mengancam proses Ukraina menuju keanggotaan Uni Eropa.

Para tokoh berpengaruh Ukraina, termasuk aktivis dan veteran, juga mengecam kebijakan ini sebagai pengkhianatan terhadap cita-cita negara untuk membangun demokrasi yang bersih dari korupsi dan oligarki. 

Mereka menyoroti bahwa pemberantasan korupsi menjadi salah satu syarat utama yang diajukan Uni Eropa agar Ukraina dapat bergabung dan mendapatkan dukungan finansial yang sangat dibutuhkan dalam perang melawan Rusia.

Vladyslava Kirstyuk, seorang remaja berusia 18 tahun, mengatakan bahwa ia takut Ukraina akan kembali ke masa kelam ketika kekuasaan terpusat dan tidak transparan merugikan rakyat, mengingat pengalamannya tumbuh di wilayah timur Ukraina yang pernah diduduki. 

"Saya tahu apa artinya jika satu orang memiliki semua kekuasaan, ketika tidak ada yang transparan dan semuanya merugikan Anda," kata remaja itu, dikutip dari Al Jazeera.

“Aku tidak ingin hal yang sama terjadi pada kita di sini," tambahnya.

RUU ini juga menuai kritik dari pimpinan NABU dan SAPO yang menyebutnya sebagai ancaman langsung terhadap independensi dan efektivitas lembaga mereka. 

Beberapa pejabat NABU bahkan ditangkap dan diperiksa dengan tuduhan terkait Rusia, yang oleh para aktivis dianggap sebagai langkah politisasi dan intimidasi.

Mantan duta besar AS untuk Moskow, Mike McFaul, dan mantan presiden Estonia, Toomas Hendrik Ilves, termasuk di antara pendukung internasional Ukraina yang menyuarakan keprihatinan atas situasi ini.

Seorang seniman Kyiv, Veronika Mol, menyatakan kekhawatirannya bahwa Ukraina bisa kembali ke era pemerintahan korup dan otoriter seperti di masa Viktor Yanukovych sebelum 2014. 

“Rakyatlah yang harus memegang kendali, bukan presiden atau pemerintah saja. Sangat menyedihkan kita masih harus mengingatkan hal ini,” katanya.

Demo di Ukraina Sejak Tahun 2022

Pada tahun 2022, demo pertama kali di Ukraina sejak invasi yaitu protes Anti-Invasi di wilayah yang Diduduki.

Yaitu tepatnya pada akhir Februari tahun 2022, warga di kota-kota yang diduduki Rusia seperti Kherson, Melitopol, Slavutych, Svatove, dan Nova Kakhovka, menggelar demonstrasi pro-Ukraina secara massal, mengibarkan bendera nasional dan memblokir kendaraan militer Rusia 

Di Slavutych, lebih dari 5.000 penduduk berkumpul menentang pendudukan, meski dihadapi tembakan peringatan oleh pasukan Rusia

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved