Senin, 29 September 2025

Putra Jair Bolsonaro Geram Aset sang Ayah Dibekukan Pengadilan Brasil: Aku Takkan Terintimidasi!

Eduardo Bolsonaro kecam Mahkamah Agung Brasil usai aset dan rekeningnya dibekukan. Ia menyebut hakim Moraes bertindak seperti diktator.

TV BRASIL via AFP
JAIR BOLSONARO. Tayangan dari TV Brasil menampilkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengenakan masker saat diwawancarai wartawan di istana kepresidenan Planalto Palace di Brasilia, pada Selasa (7/7/2020). Di hari itu Bolsonaro dinyatakan positif Covid-19, tapi mengaku dirinya baik-baik saja serta hanya mengalami gejala ringan. Anak mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, Eduardo Bolsonaro kecam Mahkamah Agung Brasil usai aset dan rekeningnya dibekukan. (Foto arsip 2020/TV BRASIL via AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Putra mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, Eduardo Bolsonaro, mengecam keras keputusan Mahkamah Agung Brasil yang membekukan aset dan rekeningnya.

Dalam pernyataan yang diunggah di media sosial X pada Selasa (22/7/2025), Eduardo menuding hakim Alexandre de Moraes "bertindak seperti diktator."

"Aku tidak akan terintimidasi dan tidak akan dibungkam. Aku telah mempersiapkan diri untuk momen ini," tulis Eduardo.

Eduardo Bolsonaro kini aktif sebagai anggota Kongres Brasil dan tengah berada di Washington DC untuk menggalang dukungan bagi ayahnya.

Pembekuan ini dilakukan berdasarkan perintah rahasia yang dikeluarkan pada Minggu (20/7/2025), sebagai bagian dari penyelidikan atas aktivitas Eduardo di Amerika Serikat, menurut laporan CNN Brasil.

Eduardo menyebut langkah hakim Moraes sebagai "keputusan sewenang-wenang dan kriminal lain" serta bentuk penyalahgunaan kekuasaan.

Ia menambahkan peristiwa ini memperkuat klaimnya di hadapan komunitas internasional terkait ancaman terhadap kebebasan politik di Brasil.

Sementara itu, mantan Presiden Jair Bolsonaro sendiri menghadapi ancaman penangkapan karena diduga melanggar perintah pengadilan terkait penggunaan media sosial.

Hakim Moraes sebelumnya telah memerintahkan Bolsonaro untuk mengenakan gelang kaki pemantau dan melarangnya mengakses media sosial sebagai bagian dari penyelidikan dugaan rencana kudeta pasca kekalahan dalam pemilu 2022.

Menurut laporan G1 Brasil, Moraes memberi waktu 24 jam kepada pengacara Bolsonaro untuk menjelaskan pelanggaran klien mereka.

Jika tidak memuaskan, pengadilan dapat memerintahkan penangkapan terhadap mantan presiden.

Baca juga: Bolsonaro Diperiksa Mahkamah Agung Brasil, Bantah Tudingan Kudeta dan Pembunuhan Tokoh Negara

Dalam wawancara sebelumnya, Bolsonaro menyebut larangan tersebut sebagai bentuk "kepengecutan" dan menyatakan akan tetap berkomunikasi dengan media untuk menyuarakan pendapatnya.

Pakar hukum konstitusi asal Sao Paulo, Vera Chemim, mengatakan kepada Al Jazeera posisi Bolsonaro kini kian genting.

"Setiap kesalahan langkah bisa berujung pada penangkapan preventif," ujarnya.

Situasi ini telah memicu ketegangan diplomatik. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menuduh Moraes melakukan “perburuan politik” terhadap Bolsonaro dan mengumumkan pencabutan visa bagi Moraes, para sekutunya, dan keluarganya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan