Senin, 6 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Daftar Negara ASEAN yang Kena Gebuk Tarif Trump: Laos 40 Persen, RI Diskon Jadi 19 Persen

Simak berikut daftar negara-negara ASEAN yang kena gubuk tarif impor Trump: Laos-Myanmar paling Tinggi, Indonesia dapat diskon jadi 19 persen

Facebook The White House
TRUMP SAHKAN ATURAN - Foto diambil dari The White House, Selasa (6/5/2025), memperlihatkan Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor baru. Simak berikut daftar negara-negara ASEAN yang kena gubuk tarif impor Trump: Laos-Myanmar paling Tinggi, Indonesia dapat diskon jadi 19 persen 

Langkah tersebut menjadikan Brunei sebagai salah satu dari enam negara ASEAN yang terkena tarif tinggi dalam kebijakan perdagangan luar negeri AS yang lebih agresif dan proteksionis.

Pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa kenaikan tarif untuk Brunei merupakan respons terhadap ketimpangan akses pasar dan hambatan dagang yang diberlakukan negara tersebut terhadap produk-produk asal Amerika Serikat.

Pemerintah AS mengklaim bahwa Brunei mengenakan tarif dan hambatan dagang non-tarif yang cukup tinggi, yang secara efektif mencapai 47 persen terhadap barang impor asal AS.

Sebagai bentuk penyeimbang, AS menaikkan tarif dari 10 persen menjadi 24 persen pada awal April, lalu ditingkatkan lagi menjadi 25 persen mulai Agustus 2025.

7. Kamboja

Pemerintahan Presiden Donald Trump menerapkan tarif impor tinggi terhadap produk asal Kamboja, yang awalnya dijatuhkan hingga 49 persen, dan kemudian direvisi menjadi 36 persen.

AS menyatakan tarif tersebut sebagai "penurunan signifikan" untuk negara terlapor tersulit sekaligus simbol diplomasi ekonom.

Kebijakan ini membawa dampak besar pada ekonomi berbasis ekspor Kamboja dan mencerminkan strategi ekonomi kombinasi tekanan diplomatik dan reformasi perdagangan.

8. Thailand

Pemerintah Amerika Serikat secara resmi menaikkan tarif impor pada barang-barang asal Thailand menjadi sekitar 36 persen.

Kenaikan ini merupakan bagian dari kebijakan "Liberation Day Tariffs" yang dicanangkan oleh Presiden Donald Trump sejak April, yang menyasar negara-negara dengan surplus perdagangan tinggi terhadap AS.

AS menilai Thailand memiliki surplus perdagangan yang signifikan, yaitu sekitar 45 miliar dolar per tahun.

Hal ini berarti Thailand mengekspor jauh lebih banyak ke AS daripada yang diimpornya dari negara tersebut.

Tidak seperti beberapa negara mitra dagang utama AS, Thailand belum tergabung dalam perjanjian perdagangan bebas bilateral (FTA) dengan Amerika Serikat. Ini membuatnya lebih rentan terhadap tarif umum maupun tarif tambahan.

Tarif tinggi ini memberikan tekanan berat pada ekonomi berbasis ekspor Thailand dan memaksa pemerintah mengambil langkah diplomatik cepat untuk mencegah kerugian jangka panjang.

9. Loas

Tarif Laos diturunkan dari 48 persen menjadi 40 persen, namun tetap menjadi salah satu yang tertinggi di ASEAN.

Untuk Laos, negara kecil namun berorientasi ekspor, kebijakan ini membawa tekanan besar terhadap ekonomi berbasis ekspor dan menimbulkan kebutuhan mendesak untuk melakukan negosiasi dan reformasi tarif guna menghindari kerugian jangka panjang.

10. Myanmar

Setelah sempat dikenakan tarif hingga 44 persen, kini tarif impor AS untuk Myanmar diturunkan menjadi 40 persen.

Kendati demikian tarif impor Amerika Serikat terhadap Myanmar menjadi yang paling tinggi di antara negara-negara ASEAN.

Alasan utama AS memberlakukan tarif tinggi lantaran Myanmar dianggap sebagai mitra yang paling tidak seimbang dan tidak membuka pasar bagi AS.

Selain itu Myanmar tidak memiliki perjanjian dagang bilateral atau mekanisme lobi ekonomi yang kuat di Washington.

Hal ini membuat mereka lebih rentan dikenai tarif tinggi tanpa resistensi diplomatik.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved