Konflik Palestina Vs Israel
IDF Akui Salah Sasaran Serang Titik Distribusi Air Gaza, Negosiasi Gencatan Senjata Tersendat
IDF akui serangan di kamp pengungsi Gaza salah sasaran hingga tewaskan anak-anak. Negosiasi gencatan senjata kembali macet.
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel (IDF) pada Minggu (13/7/2025) mengakui serangan udara yang menewaskan anak-anak di Gaza merupakan kesalahan teknis.
Times of Israel melaporkan IDF menyebut peluru meleset puluhan meter dari target yang dimaksud, yakni seorang anggota Jihad Islam Palestina.
"IDF menyesalkan kerugian warga sipil yang tidak terlibat," kata juru bicara militer seraya menegaskan penyelidikan telah dibuka.
Reuters menulis serangan itu menghantam titik distribusi air di kamp pengungsi Nuseirat, menewaskan 10 orang termasuk enam anak, menurut pejabat medis di Rumah Sakit Al-Awda.
Ramadan Nassar, saksi mata, mengatakan kepada Associated Press lebih dari 30 orang mengantre air saat serangan terjadi.
Kekurangan air bersih di Gaza memburuk tajam akibat minimnya bahan bakar, menutup fasilitas desalinasi dan membuat warga bergantung pada pusat pengisian air.
Al Jazeera melaporkan pada hari yang sama, serangan Israel terpisah di sebuah pasar di Kota Gaza menewaskan 12 orang, termasuk seorang dokter senior.
Militer Israel tidak mengomentari lebih lanjut serangan di pasar itu.
Negosiasi Gencatan Senjata
Negosiasi gencatan senjata yang dimediasi di Qatar kembali macet.
Times of Israel melaporkan perdebatan utama menyangkut sejauh mana pasukan Israel akan mundur dari Gaza.
Baca juga: Israel Gencarkan Penghancuran Rafah untuk Persiapkan Rencana Pemindahan Paksa Warga Gaza
Netanyahu pada Minggu (13/7/2025) malam dilaporkan mengumpulkan para menteri dan pejabat pertahanan untuk membahas proposal baru.
Dalam video di Telegram, Netanyahu menegaskan Israel tidak akan mundur dari tuntutan utamanya: pembebasan semua sandera, penghancuran Hamas, dan jaminan Gaza tidak lagi jadi ancaman.
Reuters melaporkan utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, menyatakan berharap tercapai kesepakatan gencatan senjata 60 hari, namun pesimisme meningkat karena kedua pihak saling menuding keras kepala.
Selain itu, Times of Israel menyebut pemerintah Israel mempertimbangkan mendirikan "kota kemanusiaan" di Rafah untuk memindahkan ratusan ribu warga Gaza selama gencatan senjata, rencana yang dikecam sebagai pemindahan paksa.
Pada Minggu (13/7/2025) pagi, Reuters mencatat rudal Israel menghantam sebuah rumah di Kota Gaza yang ditempati keluarga pengungsi setelah menerima perintah evakuasi, menewaskan beberapa anggota keluarga tersebut.
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Palestina Vs Israel
Mesir Kerahkan Rudal HQ-9B China di Sinai, Tingkatkan Kekhawatiran Israel |
---|
KTT Darurat Arab-Islam di Doha: Seremoni Tanpa Taring |
---|
Netanyahu Gunakan Dalih Hubungan Hamas-Qatar untuk Bela Serangan Israel di Doha |
---|
Komisi PBB Sebut Israel Melakukan Genosida di Gaza, Apa Artinya? Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui |
---|
PBB: Netanyahu Dalang Genosida di Gaza, Ribuan Warga Palestina Dibunuh dengan Sengaja |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.