Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

82 Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza, Rencana Pengungsian Paksa Picu Kecaman

Serangan Israel di Gaza tewaskan 82 orang, termasuk anak-anak. Kritik tajam muncul atas rencana pengungsian paksa ke Rafah.

khaberni/tangkap layar
PENGUNGSI GAZA - Tangkap layar Khaberni, Rabu (26/3/2025) menunjukkan pengungsi warga Gaza yang berpindah mencari lokasi aman dari serangan Israel. Pemerintah Israel menindaklanjuti usulan Amerika Serikat yang mengusulkan pemindahan warga Gaza ke negara ketiga dengan membentuk Direktorat Urusan Pemindahan Sukarela warga Palestina yang ingin ke luar dari Gaza. Serangan Israel di Gaza, Kamis (10/7/2025) menewaskan sedikitnya 82 orang sejak fajar, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Serangan Israel di Gaza menewaskan sedikitnya 82 orang sejak fajar, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Serangan terjadi di tengah perundingan gencatan senjata dan kritik atas rencana pemindahan paksa warga Palestina ke Rafah.

Pada Kamis (10/7/2025), 15 orang, termasuk sembilan anak-anak dan empat wanita, tewas dalam serangan udara saat menunggu bantuan nutrisi di Deir el-Balah, Gaza tengah.

Setidaknya 30 orang lainnya terluka, termasuk 19 anak-anak.

Direktur UNICEF, Catherine Russell mengecam serangan terhadap warga sipil yang menunggu bantuan.

"Pembunuhan keluarga yang mencoba mengakses bantuan adalah tidak dapat diterima," kata Russell, dikutip dari Al Jazeera.

Ia mendesak Israel mematuhi hukum humaniter internasional dan menyelidiki insiden tersebut.

Russell juga menyoroti kelaparan di Gaza akibat terbatasnya bantuan yang masuk.

"Anak-anak menghadapi risiko kelaparan yang meningkat," tambahnya.

Kampanye Genosida Israel di Jalur Gaza

Hamas menyebut serangan itu bagian dari “kampanye genosida Israel” di Jalur Gaza.

Baca juga: Kebengisan Israel Ancam Nyawa 100 Bayi Prematur di Gaza, Rumah Sakit Lumpuh Tanpa Bahan Bakar

Kelompok itu menuduh Israel melakukan kejahatan pembersihan etnis secara sistematis.

Gencatan Senjata Israel-Hamas

Israel dan Hamas sedang terlibat negosiasi gencatan senjata dengan mediasi AS, Qatar, dan Mesir.

Hamas menyatakan siap membebaskan 10 tawanan dalam gencatan senjata 60 hari, namun menuntut aliran bantuan dan penarikan pasukan Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel ingin kesepakatan 60 hari dan pembebasan separuh dari 50 tawanan tersisa.

Ia menegaskan penghentian perang permanen hanya mungkin jika Hamas melucuti senjata.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved