Konflik Palestina Vs Israel
Salvo Rudal Iran Hantam Tel Aviv dan Haifa, Lukai 11 Orang, Maskapai Hentikan Penerbangan
Serangan rudal Iran timbulkan kerusakan besar di Israel. Sebelas orang terluka, maskapai hentikan penerbangan, Iran desak PBB adakan sidang darurat.
TRIBUNNEWS.COM - Serangan rudal Iran terbaru menghantam sejumlah wilayah di Israel pada Minggu (22/6/2025).
Serangan ini menyebabkan kerusakan besar dan mengganggu aktivitas penerbangan di seluruh negeri.
Laporan dari The Times of Israel menyebutkan, setidaknya 11 orang terluka dalam serangan tersebut.
Satu orang mengalami luka akibat pecahan peluru.
Sedangkan 10 lainnya dilaporkan luka ringan.
Semua korban tengah dirawat oleh layanan darurat nasional Israel, Magen David Adom (MDA).
Rudal Hantam 10 Lokasi
Juru bicara layanan darurat menyatakan, roket dan pecahan peluru menghantam sedikitnya 10 lokasi.
Wilayah yang terdampak mencakup Carmel, Haifa, Tel Aviv, dan dataran pantai utara.
Di Tel Aviv, beberapa bangunan dilaporkan rusak berat.
“Ini adalah lokasi kerusakan berskala besar,” kata MDA dalam pernyataan resmi.
“Beberapa bangunan tempat tinggal dua lantai rusak parah, dan beberapa runtuh.”
Baca juga: Iran Membalas, Luncurkan Puluhan Rudal ke Israel, Ledakan dan Kobaran Api Terlihat di Kota Haifa
Tim Penjinak Bom Diterjunkan
Video yang dirilis MDA menunjukkan reruntuhan bangunan dan kerusakan signifikan lainnya.
Polisi dan tim penjinak bom juga diterjunkan ke lokasi.
Responden darurat dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan sedang menangani situasi di berbagai titik.
Seorang pejabat kota di Haifa mengonfirmasi dampak serangan juga dirasakan di wilayah utara.
Maskapai Tangguhkan Penerbangan
Akibat serangan ini, maskapai penerbangan nasional Israel seperti El Al, Arkia, dan Israir menghentikan sementara penerbangan kembali ke negara tersebut.
El Al juga memperpanjang pembatalan jadwal hingga 27 Juni.
Menurut data situs pelacakan penerbangan FlightRadar24, maskapai global juga menghindari wilayah udara Iran, Irak, Suriah, dan Israel sejak serangan udara AS terhadap situs nuklir Iran.
Lalu lintas udara dialihkan ke utara melalui Laut Kaspia atau selatan melalui Mesir dan Arab Saudi.
Pengalihan ini menyebabkan peningkatan biaya bahan bakar dan waktu tempuh yang lebih lama.
Kemlu Iran Sebut Serangan Israel sebagai Pelanggaran Berat
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan udara AS sebagai “pelanggaran berat terhadap hukum internasional.”
Dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita semi-resmi Tasnim, Teheran menyatakan bahwa Republik Islam Iran “berhak melawan dengan sekuat tenaga agresi militer AS dan kejahatan yang dilakukan oleh rezim jahat ini.”
Iran juga telah mengirim surat resmi kepada Dewan Keamanan PBB untuk meminta pertemuan darurat.
Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, menyebut serangan terhadap fasilitas Fordow, Natanz, dan Isfahan sebagai “ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan regional serta internasional.”
Ia menuduh serangan itu dilakukan di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), meski tidak disertai bukti.
Baca juga: Iran Peringatkan Pemasok Senjata Israel adalah Target Sah
Iran menilai tindakan militer AS melanggar Piagam PBB dan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.
Iran mendesak agar pelakunya tidak luput dari hukuman.
(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.