Selasa, 7 Oktober 2025

PM Thailand Terpojok! Panggilan Telepon ke Hun Sen Bocor, Picu Krisis Politik dan Didesak Mundur

Krisis politik Thailand meletus usai bocoran telepon PM Paetongtarn dengan eks PM Kamboja Hun Sen tersebar luas.

|
Editor: Nuryanti
Dokumen Thairath
PM THAILAND - Paetongtarn Shinawatra menyampaikan pidato pertamanya sebagai PM Thailand yang baru di gedung Voice Space, Bangkok, Jumat (16/8/2024). Krisis politik Thailand meletus usai bocoran telepon PM Paetongtarn dengan eks PM Kamboja Hun Sen tersebar luas. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Thailand terguncang setelah rekaman telepon Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dengan mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen tersebar luas.

Insiden ini memicu kemarahan publik serta krisis politik serius.

Rekaman berdurasi 17 menit itu, pertama kali diposting di Facebook oleh Hun Sen pada Rabu (18/6/2025).

Terekam percakapan pribadi Paetongtarn dan Hun Sen mengenai sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja.

Dalam percakapan itu, Paetongtarn menyebut seorang jenderal militer Thailand “hanya ingin terlihat keren” dan meminta Hun Sen mengabaikan tekanan dari “pihak-pihak tertentu di Thailand.”

Panggilan telepon dilakukan pada Minggu (15/6/2025), hanya beberapa pekan setelah bentrokan di wilayah perbatasan Segitiga Zamrud yang menewaskan seorang tentara Kamboja.

Dalam konferensi pers pada Kamis (19/6/2025), Paetongtarn mengaku tidak menduga percakapan itu akan bocor.

Ia meminta maaf kepada publik dan mengatakan tujuannya hanyalah menstabilkan situasi.

“Ke depan saya akan lebih berhati-hati dalam pendekatan diplomasi,” katanya seperti dikutip AFP.

Dukungan Ditarik

Sayangnya, klarifikasi itu tidak cukup meredam krisis.

Baca juga: Prabowo dan PM Thailand Sepakat Tingkatkan Perdagangan Bilateral yang Sudah Lebih dari USD18 Miliar

Partai konservatif Bhumjaithai, mitra terbesar dalam koalisi pemerintahan, resmi menarik dukungan pada Rabu (18/6/2025) malam.

Partai itu menyebut tindakan Paetongtarn telah “melukai martabat negara dan militer.”

Langkah Bhumjaithai mengurangi dukungan parlemen dari 495 kursi menjadi hanya mayoritas tipis bagi kubu Paetongtarn.

Banyak pihak memprediksi akan terjadi pemilu cepat, dua tahun lebih awal dari jadwal.

Partai Rakyat, oposisi utama yang merupakan kelanjutan dari Partai Bergerak Maju, juga menyerukan pembubaran parlemen.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved