Jumat, 3 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Parade Militer Warnai Ultah ke-79 Trump, Protes 'No Kings' Meledak di Seluruh AS

Ultah ke-79 Trump dirayakan dengan parade militer megah, tapi dibalas demo besar “No Kings” di seluruh AS.

Instagram/realdonaldtrump
DONALD TRUMP ULTAH. Gambar diambil dari Instagram/realdonaldtrump, Minggu (15/6/2025). Presiden Amerika Serikat Donald Trump merayakan ulang tahunnya yang ke-79 pada Jumat (14/6/2025). Parade ini juga digelar untuk memperingati hari jadi ke-250 Angkatan Darat AS. Trump berdiri di tribun kehormatan bersama sejumlah petinggi militer dan anggota kabinetnya. 

TRIBUNNEWS.COM -  Presiden Amerika Serikat Donald Trump merayakan ulang tahunnya yang ke-79 pada Jumat (14/6/2025).

Ulang tahun Trump dimeriahkan dengan parade militer besar-besaran di ibu kota Washington, DC.

Parade ini juga digelar untuk memperingati hari jadi ke-250 Angkatan Darat AS.

Ribuan tentara, kendaraan lapis baja, serta jet tempur dikerahkan dalam acara yang disebut Gedung Putih sebagai “simbol kekuatan dan kebanggaan nasional.”

Trump berdiri di tribun kehormatan bersama sejumlah petinggi militer dan anggota kabinetnya.

Ia melambai dan memberikan hormat kepada barisan pasukan berseragam yang berbaris di sepanjang National Mall.

Jet tempur F-22 dan F-35 berakrobat di langit.

Sementara tank M1 Abrams dan Humvee melintas di jalanan yang biasanya dipenuhi turis.

Menurut Gedung Putih, acara ini menelan biaya lebih dari 30 juta dolar AS.

Acara ini didanai sebagian oleh anggaran militer serta sponsor swasta.

Parade ini langsung memicu kritik dari berbagai pihak dan memecah opini publik.

Baca juga: Trump Dianggap Main Dua Kaki: Dukung Serangan Israel, tapi Minta Iran Lanjutkan Dialog Nuklir

Banyak yang menilai perayaan tersebut mencerminkan gaya otoriter dan mengkultuskan individu, bukan mencerminkan nilai-nilai demokrasi Amerika.

Gelombang Protes No Kings

Di hari yang sama, gelombang protes besar bertajuk “No Kings” meledak di lebih dari 100 kota di seluruh Amerika Serikat.

Demonstrasi digelar mulai dari New York, Chicago, hingga Los Angeles.

Ribuan warga turun ke jalan dengan membawa poster bertuliskan "Presiden Bukan Raja", "Demokrasi Bukan Parade Senjata", dan "Kami Bukan Penonton Diktator".

Kelompok hak sipil, aktivis mahasiswa, dan veteran turut bergabung dalam aksi ini.

Menurut penyelenggara, demonstrasi "No Kings" digelar untuk menentang gaya kepemimpinan Trump yang dianggap semakin menyerupai pemimpin otoriter.

“Trump bukan raja, dan kita tidak perlu parade militer untuk membuktikan patriotisme,” kata Jenna Morales, aktivis dari Kansas, kepada media lokal.

Di Chicago, ratusan orang berkumpul di Grant Park, sementara di Los Angeles, demonstrasi sempat membuat lalu lintas di pusat kota lumpuh selama dua jam.

Meskipun aksi sebagian besar berlangsung damai, beberapa bentrokan kecil antara demonstran dan pendukung Trump terjadi di Denver dan Phoenix.

Pihak kepolisian mengatakan tidak ada penangkapan besar dan situasi umumnya terkendali.

Sementara itu, para pendukung Trump memuji parade tersebut sebagai bentuk kebangkitan semangat nasionalisme dan penghormatan terhadap militer.

“Sudah lama kita tidak melihat parade seperti ini. Ini menunjukkan Amerika kembali bangga pada tentaranya,” ujar Bill Anders, warga Florida yang datang langsung ke Washington.

Baca juga: Ada Apa Trump Telepon Prabowo Sebelum Bertemu Vladimir Putin? Pilih ke Rusia daripada Hadiri KTT G7

Trump sendiri, dalam pidatonya, menegaskan bahwa acara ini “bukan tentang saya, tapi tentang Amerika yang besar dan kuat.”

Bagi para pengkritiknya, parade justru mencerminkan ambisi pribadi Trump yang ingin mempertontonkan kekuasaan.

Parade militer bergaya otoriter semacam ini sangat jarang digelar di Amerika Serikat, dan lebih sering ditemukan di negara-negara seperti Rusia, Tiongkok, atau Korea Utara.

Sejumlah senator dari Partai Demokrat menyatakan keprihatinannya atas penggunaan anggaran militer untuk acara yang dianggap politis.

“Ini bukan tradisi Amerika. Ini pamer kekuatan yang tidak perlu,” kata Senator Elizabeth Warren.

Perayaan ulang tahun ke-79 Donald Trump ini menjadi momen kontroversial yang memperdalam perpecahan politik di AS, menjelang pemilihan paruh waktu tahun 2026.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved