Konflik Rusia Vs Ukraina
4 Presiden Berpengaruh di Dunia Bertemu Termasuk Putin dan Trump, Zelensky Mau
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky siap untuk berpartisipasi dalam pertemuan dengan para presiden berpengaruh di dunia, Erdogan jadi sosok kunci
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky siap untuk berpartisipasi dalam pertemuan dengan para presiden berpengaruh di dunia.
Di antaranya yakni pemimpin Turki, Amerika Serikat, dan Rusia, seperti yang disarankan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kata Zelensky pada 2 Juni 2025, dikutip dari The New Voice of Ukraine.
“Saya berbicara dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki; ia bertanya apakah saya terbuka untuk pertemuan empat pihak—ia sendiri, presiden AS, (Presiden Rusia Vladimir) Putin, dan saya,” kata Zelensky dalam jumpa pers.
“Saya katakan kepadanya bahwa saya mendukung pertemuan tingkat tinggi karena saya merasa gencatan senjata tidak mungkin terjadi tanpa pertemuan tersebut.”
Sebelumnya, Erdogan menggambarkan negosiasi antara delegasi Ukraina dan Rusia di Istanbul pada 2 Juni sebagai “pertemuan yang luar biasa”.
Ia juga menyatakan keinginannya untuk menjadi tuan rumah pertemuan antara Zelenskyy dan Putin di tanah Turki.
Erdogan mengatakan, akan membantu mengatur pertemuan (baik di Istanbul atau Ankara) dan akan mengundang Presiden AS Donald Trump juga.
Pada tanggal 2 Juni, delegasi Ukraina dan Rusia mengadakan putaran kedua perundingan di Istanbul dengan mediasi Turki.
Kedua belah pihak saling bertukar dokumen yang menguraikan pandangan mereka tentang cara mengakhiri perang.
Usulan Moskow didasarkan pada serangkaian tuntutan yang tidak dapat diterima yang sama yang telah diajukan oleh Kremlin sejak 2022, seperti memaksa Kyiv menarik pasukannya dari seluruh wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhya.
Para pejabat mengatakan kedua tim akan meninjau usulan tersebut selama minggu depan.
Baca juga: Ukraina Gunakan Menara Otomatis Menggunakan AI untuk Menembak Jatuh Drone Shahed Milik Rusia
Para pihak sepakat untuk melakukan pertukaran tahanan lainnya, termasuk mereka yang terluka parah, yang sakit parah, dan tentara muda di bawah usia 25 tahun.
Mereka juga mengatur untuk mengembalikan 6.000 jenazah tentara yang gugur.
Sekali lagi, Rusia menolak usulan Ukraina untuk gencatan senjata tanpa syarat.
Sebaliknya, Kremlin mengusulkan gencatan senjata selama dua hingga tiga hari untuk memungkinkan evakuasi jenazah tentara yang gugur dari medan perang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.