Indonesia Akan Kirim Pilot Jet Tempur ke China, untuk Latihan Pengoperasian J-10 'Rafale Killer'?
Indonesia tampaknya siap untuk mengirim pilot Angkatan Udara (TNI-AU) ke China untuk pelatihan operasional pada jet tempur multiperan J-10C
Di antara pesawat yang jatuh tersebut dilaporkan terdapat tiga Rafale buatan Prancis—yang secara luas disebut-sebut sebagai landasan superioritas udara India—bersama dengan satu MiG-29, satu Su-30MKI, dan satu Mirage 2000, meskipun India secara resmi membantah semua kerugian tersebut.
Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, dan menyatakan bahwa lima pesawat India—termasuk tiga Rafale—dihancurkan oleh J-10C yang menggunakan rudal PL-15E, sedangkan yang keenam, Mirage 2000, ditembak jatuh dalam serangan terpisah.
Klaim tersebut, meskipun belum diverifikasi, telah memicu perdebatan global dan membayangi platform tempur Barat sekaligus meningkatkan kredibilitas J-10C di medan perang.
Setelah kejadian ini, saham Chengdu Aerospace Corporation melonjak tajam, sementara saham Dassault Aviation terpukul secara signifikan—yang menggarisbawahi konsekuensi ekonomi dari kinerja medan perang yang dipersepsikan.
Pada pameran kedirgantaraan dan maritim LIMA 2025 di Langkawi, Malaysia, varian ekspor J-10CE mendominasi perhatian di stan China, menurut laporan oleh Global Times yang dikelola pemerintah.
“J-10CE, versi ekspor dari J-10C, menjadi sorotan di stan Tiongkok selama LIMA 2025 setelah membuktikan kemampuannya dalam pertempuran sesungguhnya, dan menarik perhatian besar dari pengunjung internasional serta analis militer,” catat publikasi tersebut.
Melalui eksportir senjata milik negara, China National Aero-Technology Import & Export Corporation (CATIC), Beijing secara aktif memasarkan J-10CE sebagai alternatif ampuh bagi tawaran AS dan Rusia di pasar pertahanan global.
Jet tempur ini kini dilihat sebagai pilihan yang layak bagi negara-negara seperti Malaysia dan Indonesia, yang ingin meningkatkan kekuatan udara tanpa menanggung beban geopolitik atau biaya tinggi yang sering dikaitkan dengan kesepakatan senjata Barat.
Analis militer China yang dikutip oleh Global Times menegaskan bahwa J-10C—beserta sistem persenjataan terintegrasinya—sedang membentuk kembali persepsi basis industri pertahanan China dan mendefinisikan ulang persaingan kekuatan udara global.
Setelah mulai beroperasi di Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) pada tahun 2006, seri J-10 telah menjadi pilar utama doktrin tempur udara Tiongkok yang berkembang pesat.
J-10C merupakan iterasi paling canggih dalam seri ini, yang dilengkapi radar AESA tercanggih, sistem peperangan elektronika canggih, dan integrasi penuh dengan rudal PL-15 BVR—yang mampu menyerang target pada jarak melebihi 200 kilometer.
Dibangun oleh Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG) di bawah Aviation Industry Corporation of China (AVIC), J-10C dilengkapi dengan kontrol fly-by-wire digital, rangkaian avionik yang sangat terintegrasi, dan mesin turbofan WS-10B asli yang meningkatkan keandalan dan otonomi.
Desain aerodinamis delta-canardnya memungkinkan kemampuan manuver yang unggul dan fleksibilitas dalam pertempuran udara-ke-udara, serangan darat, dan misi anti-kapal.
Varian J-10CE yang difokuskan untuk ekspor mencerminkan konfigurasi operasional PAF, menawarkan opsi yang dapat ditingkatkan dan terbukti dalam pertempuran bagi calon pelanggan di seluruh Asia, Afrika, dan Timur Tengah.
Pada tahun 2025, PLAAF diperkirakan mengoperasikan sekitar 220 unit J-10C, menjadikannya salah satu armada pesawat tempur generasi 4,5 paling produktif di Asia.
Spesifikasi Teknis Pesawat Tempur J-10C:
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 45, Mendiskusikan Vlog |
![]() |
---|
Cedera Paksa Lee Zii Jia Mundur dari China Masters 2025, Catatan Buruk Terus Berlanjut |
![]() |
---|
Pemerintah Janjikan Jutaan Lapangan Kerja Baru, KSPSI Minta Fokus ke Kualitas dan Pekerja Informal |
![]() |
---|
Menteri Mukhtarudin Tegaskan Komitmen Atasi Penumpukan Roster CPMI ke Korea Selatan |
![]() |
---|
Bahlil Sebut Perusahaan Geothermal yang Melantai di Bursa, Harga Sahamnya Naik Berkali Lipat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.