Senin, 29 September 2025

Bahlil Sebut Perusahaan Geothermal yang Melantai di Bursa, Harga Sahamnya Naik Berkali Lipat

perusahaan yang bergerak di bidang panas bumi atau geothermal berpeluang besar meraih keuntungan jika melantai di bursa

Tribunnews/Endrapta
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di acara The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta International Convention Center, Jakarta, Rabu (17/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap perusahaan yang bergerak di bidang panas bumi atau geothermal berpeluang besar meraih keuntungan jika melantai di bursa atau melakukan Initial Public Offering (IPO).

Menurut dia, saham perusahaan tersebut bisa naik berkali-kali lipat. Ini tak lepas dari Indonesia sebagai salah satu negara pemilik cadangan panas bumi terbesar di dunia.

"Secara ekonomis memang teman-teman pengusaha yang telah punya geotermal, begitu IPO pasti harga sahamnya naik berkali-kali lipat," katanya dalam acara The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta International Convention Center, Rabu (17/9/2025).

Baca juga: Kerjasama Pertamina Geothermal-PLN IP Dorong Capaian Target Kapasitas Panas Bumi 3 Gigawatt

Bahlil mengatakan, Indonesia memiliki sekitar 27 gigawatt atau 27 ribu lebih megawatt cadangan panas bumi.

Namun, ia mengungkapkan bahwa cadangan panas bumi itu baru dikelola sekitar 10 persen. Artinya, masih ada sekitar 90 persen potensi yang belum dimanfaatkan.

Potensi pemanfaatan panas bumi ini semakin menjanjikan seiring tren industri hijau di dunia sedang mengalami kenaikan.

"Di hampir semua belahan dunia, ketika orang berbicara tentang green, itu adalah sesuatu yang baik," ujar Bahlil.

"Apalagi generasi muda, generasi Z, paling suka dengan hal-hal yang bersih," sambungnya.

Meski demikian, ia mengakui bahwa pengelolaan panas bumi membutuhkan modal besar atau capital expenditure (capex).

Baca juga: Sejalan Dengan Asta Cita Pemerintah, Pertamina Dukung Pengembangan Geothermal

Maka dari itu, dari pihaknya telah membantu dengan memangkas berbagai regulasi yang bisa menghambat proses percepatan pengembangan panas bumi.

Selain itu, pihaknya juga mengidentifikasi kendala lain, yaitu belum adanya jaringan listrik atau transmisi di lokasi-lokasi pengembangan panas bumi.

Tanpa jaringan listrik, investor yang sudah mengantongi konsesi tidak bisa menjual hasil produksinya.

"Maka tahun ini Pemerintah Republik Indonesia, sebagai bentuk komitmen dan konsekuen dalam mendorong pembangunan energi baru terbarukan, kami menyusun RUTPL di 2025 sampai 2035 sebesar 48.000 km sirkuit," kata Bahlil.

Ketua Umum Partai Golkar itu pun menyamakan potensi panas bumi dengan emas karena nilai ekonominya yang tinggi.

"Makanya barang ini seperti emas, namanya emas uap. Ini emas uap," ujar Bahlil. 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan