Perusahaan Tentara Bayaran yang Akan Awasi Bantuan Gaza Mulai Rekrut Karyawan Melalui LinkedIn

Di masa lalu, Israel telah menggunakan pos pemeriksaan untuk memisahkan pria dan wanita Palestina. Awal bulan ini, kabinet Israel menyetujui rencana yang mengharuskan teknologi pengenalan wajah diterapkan pada warga Palestina sebelum mereka menerima bantuan apa pun. Israel tengah mencari pendanaan asing untuk rencana tersebut.

Operasi tersebut dikecam oleh kelompok-kelompok bantuan lintas partai, dan PBB mengatakan tidak akan mengambil bagian dalam pekerjaan yayasan tersebut.

Israel mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka akan mengizinkan sejumlah bantuan kemanusiaan masuk ke daerah kantong tersebut.

PBB mengatakan pada hari Selasa bahwa Israel telah mengizinkan empat truk berisi makanan bayi memasuki wilayah kantong itu, dan beberapa lusin truk lainnya berisi tepung, obat-obatan, dan perlengkapan nutrisi. Namun, PBB belum dapat mendistribusikan perlengkapan tersebut.

"Pihak berwenang Israel mengharuskan kami untuk menurunkan perbekalan di sisi Palestina di perbatasan Kerem Shalom dan memuatnya kembali secara terpisah setelah mereka mengamankan akses tim kami dari dalam Jalur Gaza," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

"Hari ini, salah satu tim kami menunggu selama beberapa jam hingga lampu hijau Israel menyala untuk memasuki wilayah Kerem Shalom dan mengambil pasokan nutrisi. Sayangnya, mereka tidak dapat membawa pasokan tersebut ke gudang kami," katanya.

Pakar kemanusiaan mengatakan Gaza berada di ambang kelaparan massal. Kepala kemanusiaan PBB Tom Fletcher mengatakan pada hari Selasa bahwa 14.000 bayi bisa meninggal dalam 48 jam ke depan jika bantuan tidak sampai tepat waktu.

SUMBER: MIDDLE EAST EYE