Konflik Suriah
Pemulihan Pasca Perang: UE Ikuti AS, Cabut Sanksi Suriah Usai Kejatuhan Assad
Uni Eropa sepakat mencabut sanksi ekonomi terhadap Suriah, sebagai langkah untuk mendukung pemulihan negara tersebut setelah runtuhnya rezim al-Assad
Sementara Kementerian Luar Negeri Suriah menyambut baik keputusan yang dibuat Uni Eropa.
Dalam pernyataannya, Kemlu mengatakan langkah itu membuka cakrawala baru bagi kerja sama antara negara yang dilanda perang ini dan blok beranggotakan 27 negara tersebut.
"Yang paling dibutuhkan Suriah adalah teman, bukan hambatan," kata kementerian tersebut.
"Kami mencari mitra yang tulus dalam proses membangun kembali kota-kota kami dan menghubungkan kembali perekonomian kami dengan dunia," imbuhnya.
Komentar serupa juga dilontarkan Menteri Luar Negeri Jerman yang turut menyambut baik keputusan ini.
Ia mendorong agar pemerintahan baru Suriah membentuk kebijakan yang inklusif terhadap semua kelompok etnis dan agama, sebagai langkah menuju rekonsiliasi nasional.
Banyak warga Suriah di luar negeri yang menilai langkah ini sebagai sinyal positif dari komunitas internasional bahwa masa depan Suriah masih mendapat perhatian dan dukungan, terutama untuk rakyat, bukan elit politik.
Kendati rencana ini mendapat banyak respons positif, namun beberapa negara anggota berpendapat bahwa langkah-langkah tersebut dapat memicu peningkatan kekerasan.
Dengan bentrokan mematikan antara dinas keamanan Suriah dan pejuang yang setia kepada rezim Assad.
Mengingat pada bulan Maret, lebih dari 1.000 orang, termasuk 754 warga sipil, tewas selama dua hari bentrokan antara pasukan keamanan dan pejuang yang setia kepada rezim sebelumnya.
Sementara pada bulan lalu, sedikitnya 16 orang tewas setelah serangan terhadap pos pemeriksaan keamanan oleh orang-orang bersenjata tak dikenal dan serangan terhadap daerah pinggiran kota yang mayoritas penduduknya beragama Druze di Damaskus.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.