Apa Itu Golden Dome? Proyek Pertahanan Luar Angkasa Trump Senilai Rp2 Kuadriliun

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump merealisasi rencana ambisiusnya dengan membangun pertahanan luar angkasa bernama Golden Dome, Selasa (20/5/2025).

Donald Trump telah memilih desain untuk perisai pertahanan rudal Golden Dome senilai US$175 miliar atau setara Rp2 kuadriliun.

Tak hanya itu, Donald Trump juga menunjuk seorang jenderal Angkatan Luar Angkasa untuk memimpin program ambisiusnya itu.

Golden Dome dibuat dengan tujuan untuk membuat jaringan satelit, yang jumlahnya mungkin mencapai ratusan, untuk mendeteksi, melacak, dan berpotensi mencegat rudal yang masuk.

Trump mengatakan dalam konferensi pers Gedung Putih bahwa Jenderal Angkatan Luar Angkasa AS Michael Guetlein akan menjadi manajer program utama.

"Golden Dome akan melindungi tanah air kita," kata Trump, dikutip dari Reuters.

Trump mengatakan akan beroperasi pada akhir masa jabatannya pada Januari 2029.

Meski begitu, para ahli industri kurang yakin mengenai kerangka waktu dan biayanya.

"Ronald Reagan menginginkannya bertahun-tahun lalu, tetapi mereka tidak memiliki teknologinya," kata Trump, merujuk pada sistem pertahanan rudal berbasis ruang angkasa, yang populer disebut "Star Wars", yang diusulkan Reagan.

Program Golden Dome menghadapi pengawasan politik dan ketidakpastian pendanaan.

"Data terbaru adalah $175 miliar, tetapi pertanyaannya tetap, dalam jangka waktu berapa lama. Mungkin 10 tahun," kata Tom Karako dari Center for Strategic and International Studies.

Baca juga: Trump dalam Konflik Dunia: Tersenyum Bahas Perdamaian Rusia-Ukraina, Frustasi dengan Israel-Hamas

Lantas, apa itu Golden Dome?

Mengutip laman resmi pembuat Golden Dome, Lockheed Martin, sistem pertahanan ini berdiri sebagai perisai pertahanan berlapis, menjaga tanah air Amerika dengan presisi yang tak tergoyahkan, memastikan keamanan dan ketahanan negara.

Golden Dome for America adalah konsep revolusioner untuk memajukan tujuan perdamaian melalui kekuatan dan visi Presiden Trump untuk mencegah musuh menyerang AS.

"Perisai pertahanan generasi berikutnya ini akan mengidentifikasi proyektil yang masuk, menghitung lintasan, dan menyebarkan rudal pencegat untuk menghancurkannya di tengah penerbangan, menjaga tanah air, dan memproyeksikan Kekuatan Amerika," kata Lockheed Martin dalam lamannya.

"Sementara kami menerapkan fondasi yang telah teruji dalam pertempuran itu, kami akan menghadirkan inovasi Amerika yang terbaik dan tercerdas untuk mengembangkan teknologi pengubah permainan dengan cepat – seperti pencegat berbasis ruang angkasa dan pertahanan hipersonik – yang akan memastikan Kubah Emas Amerika tetap unggul dalam menghadapi ancaman musuh," lanjutnya.