Konflik Rusia Vs Ukraina
Tak Percaya Niat Damai Putin, Eropa Desak Sanksi Lebih Keras ke Rusia Soal Minyak dan Gas
Sanksi ini merujuk pada sanksi ekonomi, terutama, kata Pistorius, adalah pada penjualan energi (seperti minyak dan gas) Rusia.
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
“Saya percaya bahwa ketika Vladimir Putin terus menjunjung tinggi bahasa munafiknya, semua orang telah memahami bahwa ia akan melanjutkan perang kolonialnya sampai akhir jika kita tidak menghentikannya,” ujar Jean-Noël Barrot.
“Mari kita dorong Vladimir Putin untuk mengakhiri fantasi imperialisnya dengan mengadopsi sanksi (Uni Eropa) yang benar-benar berdampak besar,” lanjutnya.
Senada dengan Barrot, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, menekankan pentingnya partisipasi Amerika Serikat dalam memberikan tekanan terhadap Rusia.
“Kami semua setuju dan mengatakan bahwa jika mereka tidak setuju dengan gencatan senjata tanpa syarat, seperti yang telah disepakati Ukraina lebih dari 60 hari yang lalu, akan ada tindakan tegas,” ujar Kallas.
Sebelumnya, pada Senin (19/5/2025) lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan negosiasi gencatan senjata Rusia dan Ukraina akan segera dimulai.
Pernyataan tersebut Trump sampaikan usai ia berdiskusi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin melalui panggilan telepon yang berlangsung lebih dari dua jam.
Usai pembicaraan itu, Putin mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Donald Trump karena telah mendukung dialog langsung antara Moskow dan Kiev, setelah kedua pihak bertemu di Turki pekan lalu untuk perundingan tatap muka pertama.
Putin menyatakan kalau upaya untuk mengakhiri konflik tampaknya ‘’berada di jalur yang benar’’ dan Rusia siap bekerja sama dengan Ukraina dalam menyusun memorandum perjanjian damai di masa mendatang.
“Kami telah sepakat dengan presiden Amerika Serikat bahwa Rusia akan mengusulkan dan siap untuk bekerja sama dengan pihak Ukraina dalam sebuah memorandum tentang kemungkinan perjanjian damai di masa mendatang, yang mendefinisikan sejumlah posisi, seperti, misalnya, prinsip-prinsip penyelesaian, (dan) jadwal dari kemungkinan kesepakatan damai,” kata Putin kepada wartawan di dekat resor Laut Hitam, Sochi pada Senin (19/5/2025), seperti dikutip dari Al-Jazeera.
Putin menambahkan bahwa jika kesepakatan yang ‘’tepat’’ dengan Ukraina tercapai, gencatan senjata mungkin akan terwujud.
"Saya ingin mencatat bahwa, secara keseluruhan, posisi Rusia jelas. Hal utama bagi kami adalah menghilangkan akar penyebab krisis ini," ujarnya.
"Kami hanya perlu menentukan cara yang paling efektif untuk bergerak menuju perdamaian," lanjutnya.

Belum Ada Jadwal Negosiasi Perdamaian
Asisten Kremlin, Yuri Ushakov, mengungkapkan bahwa dalam pembicaraan telepon antara Trump dan Putin, tidak ada pembahasan mengenai jadwal atau tenggat waktu untuk gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Hal lain yang dibahas justru soal pertukaran tahanan, di mana sembilan warga negara Rusia akan ditukar dengan sembilan warga negara AS.
Ushakov juga menambahkan bahwa Trump melihat prospek hubungan antara Washington dan Moskow sebagai sesuatu yang "mengesankan".
Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.302: Denmark Beli Senjata Presisi Cegah Ancaman Rusia |
---|
Balas Dendam, Intelijen Ukraina Akui Jadi Pelaku Ledakan di Dekat Vladivostok Rusia |
---|
Ditonton Perwira AS, Rusia dan Belarus Gelar Simulasi Serangan Nuklir yang Bikin NATO Meriang |
---|
Putin Berseragam Militer, Pantau Latihan Gabungan Rusia-Belarusia |
---|
Update Kasus Ledakan Pipa Gas Nord Stream 2022, Italia Ekstradisi Seorang Warga Ukraina ke Jerman |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.