Senin, 29 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tak Percaya Niat Damai Putin, Eropa Desak Sanksi Lebih Keras ke Rusia Soal Minyak dan Gas

Sanksi ini merujuk pada sanksi ekonomi, terutama, kata Pistorius, adalah pada penjualan energi (seperti minyak dan gas) Rusia. 

JN/tangkap layar
ENERGI RUSIA - Kilang minyak Rusia. Pihak Moskow menyatakan akan menurunkan produksi minyak mentah mereka menjadi hanya 9 juta barel per hari mulai Juni 2024 mendatang. Hal ini memicu kekhawatiran melonjaknya harga minyak dunia. 

Tak Percaya Niat Damai Putin, Eropa Desak Sanksi Lebih Keras untuk Rusia

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, dengan tegas mengatakan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak menunjukkan niat serius untuk berdamai dengan Ukraina.

Menurut Pistorius, Putin hanya mengulur waktu melalui negosiasi gencatan senjatanya dengan Amerika Serikat.

Pistorius menambahkan bahwa Eropa perlu memberikan tekanan yang lebih besar kepada Rusia, yaitu dengan cara memberlakukan lebih banyak sanksi.

Sanksi ini merujuk pada sanksi ekonomi, terutama, kata Pistorius, adalah pada penjualan energi (seperti minyak dan gas) Rusia.

Baca juga: Intelijen Ukraina: Rusia Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua Jarak 10 Ribu Km untuk Tekan NATO

 


Dengan menghentikan impor energi dari Rusia, Eropa akan memangkas pendapatan Rusia secara signifikan, yang pada gilirannya akan membatasi kemampuan Rusia untuk mendanai perang di Ukraina.

“Kami telah melihat serangan besar-besaran (Rusia) lagi dalam beberapa hari terakhir. Ini merupakan basa-basi (untuk proses perdamaian) yang telah kita dengar selama ini,” ujar Pistorius sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) bersama para Menteri Pertahanan dan Luar Negeri Uni Eropa di Brussels berlangsung, Selasa (20/5/2025).

“Putin jelas sedang mengulur-ulur waktu, sayangnya kita harus mengatakan bahwa Putin tidak benar-benar tertarik pada perdamaian,” lanjutnya.

Pernyataan Pistorius ini muncul di tengah klaim mengejutkan dari Presiden Amerika, Donald Trump yang mengatakan kalau akan ada negosiasi gencatan senjata segera antara Rusia dan Ukraina.

Klaim itu Trump sampaikan usai ia berdiskusi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, melalui panggilan telepon yang katanya berlangsung lebih dari dua jam.

Seperti dikutip dari Reuters, setelah Trump memberikan penjelasan kepada publik mengenai panggilan teleponnya, para pemimpin Eropa sepakat untuk meningkatkan tekanan kepada Rusia melalui sanksi-sanksi baru.

Sebelum KTT pada Selasa hari ini, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot secara terang-terangan menuding bahwa Putin munafik. 

Barrot menegaskan kalau publik telah paham Putin akan terus melanjutkan "perang kolonialnya" jika tidak dihentikan. 

Ia mendesak Uni Eropa untuk memberikan sanksi yang benar-benar memberikan efek jera guna menghentikan "fantasi imperialis" Putin.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan