Sabtu, 4 Oktober 2025
Tujuan Terkait

Konflik Palestina Vs Israel

Bak Setetes Air di Lautan, PBB Ungkap Hanya 9 Truk Bantuan Diizinkan Masuk ke Gaza

PBB mengatakan hanya sembilan truk bantuan kemanusiaan yang diizinkan memasuki Jalur Gaza pada Senin (19/5/2025).

khaberni/tangkap layar
BANTUAN MASUKI GAZA - Gambar merupakan tangkap layar dari khaberni, Selasa (20/5/2025). Antrean truk bantuan Gaza berbaris di perbatasan yang ditutup sepihak oleh militer Israel. Blokade militer terhadap wilayah kantung Palestina itu dilakukan Israel dalam perang genosida di Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan hanya sembilan truk bantuan kemanusiaan yang diizinkan memasuki Jalur Gaza pada Senin (19/5/2025).

Truk-truk itu melewati penyeberangan Kerem Shalom setelah Israel sementara melonggarkan blokade yang telah berlangsung sejak awal Maret.

Informasi ini disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Tom Fletcher, seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Ia menyebut izin ini diberikan di tengah serangan militer Israel yang semakin intensif.

"Ini adalah perkembangan yang baik dan harus tetap dipertahankan," kata Fletcher dalam pernyataan resminya.

"Namun, ini hanyalah setetes air di lautan dari apa yang sangat dibutuhkan."

"Lebih banyak bantuan harus diizinkan masuk ke Gaza mulai besok pagi."

Menurut data PBB, Gaza membutuhkan setidaknya 500 truk bantuan per hari untuk mencukupi kebutuhan dasar warganya.

Saat ini jumlah yang diperbolehkan masuk masih sangat jauh dari angka tersebut.

Koordinator Kegiatan Pemerintah Israel di Wilayah (COGAT) mengatakan lima truk, termasuk yang membawa makanan bayi, telah masuk Gaza pada Senin.

Itu merupakan pengiriman pertama sejak Israel menutup seluruh jalur penyeberangan ke Gaza pada 2 Maret, Middle East Monitor melaporkan.

Baca juga: 5 Truk Memasuki Gaza, Termasuk Dua Truk Bermuatan Kain Kafan dari Negara Arab

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, juga mengonfirmasi bahwa sembilan truk sudah diizinkan masuk melalui Kerem Shalom dan sedang dalam proses penyeberangan.

Truk-truk itu membawa bantuan nutrisi dan makanan pokok.

“Mereka telah menyeberang dari Israel ke wilayah tempat PBB dapat mengambil pasokan di Gaza," kata Dujarric dalam konferensi pers di New York.

"Namun, karena hari sudah sore dan gelap, serta alasan keamanan, kami belum bisa menjemputnya."

Dujarric menekankan bahwa sembilan truk lebih baik daripada tidak sama sekali, tapi jauh dari cukup.

"Kami membutuhkan peningkatan besar dalam bantuan kemanusiaan," ujarnya.

"Yang dibutuhkan adalah bantuan dalam jumlah besar: makanan, minyak goreng, bahan bakar."

Blokade penuh Israel sejak Maret telah memperparah kondisi kemanusiaan di Gaza.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Minggu bahwa “sejumlah makanan pokok” kini akan diizinkan masuk untuk mencegah kelaparan massal.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina.

Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak, menurut laporan Anadolu.

Israel Bantah Krisis Kelaparan Landa Gaza

Israel terus membantah adanya krisis kelaparan di Jalur Gaza.

Laporan dan bukti dari lapangan menunjukkan kondisi sebaliknya.

Baca juga: Menteri Israel: Kami Caplok Tanah Gaza Jika Hamas Tak Kembalikan Para Sandera Lalu Pergi Selamanya

Gambar anak-anak yang kelaparan mengantre makanan di depan dapur umum di antara reruntuhan menjadi pemandangan umum.

Dikutip dari Al Jazeera, badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan lebih dari 92 persen rumah di Gaza telah hancur atau rusak akibat agresi militer Israel.

UNRWA juga menyebut bahwa Gaza kini menghadapi kelaparan berskala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Meski Israel menyatakan telah membuka jalur bantuan kemanusiaan, kenyataannya hingga kini belum ada bantuan yang benar-benar dikirim ke Gaza.

Di lapangan, distribusi bantuan belum terlaksana, sementara krisis semakin memburuk setiap hari.

Menurut PBB, Gaza membutuhkan sekitar 500 truk bantuan kemanusiaan dan 50 truk bahan bakar setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk.

Angka itu belum mendekati kenyataan.

Israel berencana menyerahkan tanggung jawab distribusi bantuan kepada Gaza Humanitarian Foundation, sebuah yayasan baru yang dijadwalkan mulai beroperasi akhir Mei.

Bantuan akan didistribusikan melalui pusat-pusat di bagian selatan Gaza.

Artinya, warga yang sangat membutuhkan di wilayah lain harus melakukan perjalanan jauh dan menghadapi risiko keamanan tinggi hanya untuk mendapatkan bantuan.

Pendekatan ini dikritik oleh banyak organisasi kemanusiaan dan negara-negara di kawasan karena dinilai tidak efektif dan berbahaya bagi warga sipil.

PBB dan lembaga-lembaga internasional menyerukan agar bantuan menjangkau seluruh wilayah Gaza secara cepat, adil, dan aman.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved