Konflik Palestina Vs Israel
Rudal Houthi Jebol Pertahanan Udara Berlapis THAAD dan Arrow Israel, Netanyahu: Iran Pasti Terlibat
Netanyahu langsung menuding Iran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan yang menghantam Bandara Internasional Ben Gurion tersebut.
Penulis:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kegagalan Israel mencegat rudal kelompok Houthi Yaman menjadi sorotan luas, di lingkaran pejabat Tel Aviv hingga dunia internasional.
Tanpa basa-basi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung menuding Iran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan yang menghantam Bandara Internasional Ben Gurion tersebut.
"Serangan ini berasal dari Iran. Mereka pasti terlibat. Kami akan membalas serangan ini, tidak hanya kepada Houthi tapi juga kepada Iran, yang punya andil besar di balik setiap serangan Houthi."
Pada pagi hari tanggal 4 Mei 2025, sebuah rudal balistik jarak jauh yang diluncurkan oleh pejuang Houthi--yang didukung Iran--dari Yaman, berhasil menghantam dekat Bandara Internasional Ben Gurion, Israel.
Rudal tersebut berhasil menghindari dua sistem pertahanan rudal tercanggih di dunia, yaitu Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) milik Angkatan Darat AS dan sistem Arrow-23 milik Israel.
Meskipun menyebabkan kerusakan ringan pada sebuah jalan dan kendaraan, serta melukai delapan orang, insiden ini memicu sirene serangan udara di seluruh Israel, yang sempat menghentikan operasional di bandara tersibuk negara tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa terdapat beberapa upaya yang gagal untuk mencegat proyektil tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh malfungsi teknis.
Media Israel juga melaporkan bahwa kedua sistem pertahanan tersebut tidak berhasil mengatasi target secara efektif.
Insiden ini menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan sistem pertahanan canggih tersebut dan ancaman yang berkembang dari teknologi rudal Houthi.
THAAD, yang dikembangkan oleh Lockheed Martin, dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak pendek, menengah, dan intermediat, baik di dalam maupun di luar atmosfer Bumi.
Sistem ini telah dikerahkan di Israel sejak Oktober 2024 untuk mengatasi ancaman regional yang meningkat.
THAAD beroperasi dengan pendekatan kinetik "hittokill", yang menghancurkan hulu ledak yang masuk melalui tabrakan langsung pada kecepatan melebihi Mach 8.
Sebuah baterai THAAD biasanya terdiri dari enam peluncur yang dipasang di truk, masing-masing membawa delapan interceptor, unit kontrol tembakan, dan radar ANTPY-2.
Radar ini mampu mendeteksi ancaman hingga 2.000 kilometer dan membedakan antara hulu ledak dan dekoy, memberikan data pelacakan yang akurat untuk membimbing interceptor.
Sejak pertama kali digunakan dalam pertempuran pada tahun 2022 oleh Uni Emirat Arab melawan rudal Houthi, THAAD telah menunjukkan keberhasilan dengan berhasil mencegat setidaknya tujuh proyektil Houthi yang menargetkan Israel sejak dikerahkan di sana.
Konflik Palestina Vs Israel
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
---|
Israel Rilis Rute Pengungsian Warga Kota Gaza, Hanya Dibuka 48 Jam |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.