Konflik Rusia Vs Ukraina
Demi Perdamaian Ukraina, AS Siap Akui Krimea Milik Rusia, Zelensky Meradang
Bloomberg News melaporkan AS siap mengakui Rusia mengendalikan Krimea sebagai bagian dari kesepakatan damai yang lebih luas antara Moskow dan Kyiv.
Pertemuan Paris turut melibatkan Presiden Prancis Emmanuel Macron, utusan AS Steve Witkoff, serta para pejabat dari Jerman, Inggris, dan Ukraina.
Pertemuan lanjutan akan digelar di London pekan depan untuk memperdalam pembahasan.
Meski begitu, Trump mulai menunjukkan ketidaksabarannya.
Dalam konferensi pers di Gedung Putih, ia berkata, “Jika ada pihak yang mempersulit, kami akan angkat tangan dan katakan: Anda bodoh, Anda jahat, dan kami akan mundur.”
Salah satu tantangan utama dalam proposal ini adalah jaminan keamanan untuk Ukraina, agar kesepakatan damai bisa bertahan.
Senator Rubio menyebut jaminan tersebut sebagai tuntutan yang masuk akal dari pihak Kyiv.
Negosiasi juga mencakup rencana pengawasan gencatan senjata dan kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian.
Rusia terus melancarkan serangan, termasuk pengeboman ke kota Sumy di Ukraina timur laut, yang menewaskan 35 orang.
Baca juga: Su-27 Ukraina Serang Ponton Rusia di Kursk dengan Bom Luncur GBU-39 Buatan AS
Usulan damai ini menjadi ujian besar bagi solidaritas sekutu Barat, terutama terkait pencabutan sanksi terhadap Rusia, yang memerlukan persetujuan bulat dari negara-negara Uni Eropa.
Dalam wawancara dengan Fox News, Steve Witkoff menyebut bahwa inti dari kesepakatan menyangkut "lima wilayah" tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Rusia tetap menuntut pengakuan atas semua wilayah yang telah direbut sejak 2014, termasuk Krimea, Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.
Zelensky menanggapi pernyataan Witkoff dengan keras, menyebutnya “mengadopsi strategi Rusia” dan menegaskan bahwa Trump tidak memiliki mandat untuk membicarakan wilayah Ukraina.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.