Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Suriah

Adu Kuat di Suriah, Israel Matian-matian Lobi AS untuk Tak Beri Turki Jet Tempur F-35

Israel dan Perdana Menterinya Benjamin Netanyahu tak ingin melihat Turki memperoleh jet tempur F-35. Ada kuat pengaruh Israel-Turki terjadi di Suriah

RTX
Jet tempur buatan AS F-35 menembakkan rudal AMRAAM. Presiden AS terdahulu, Joe Biden menyetujui penjualan rudal tersebut ke Israel. Adapun Tel Aviv enggan jet ini juga dimiliki Turki. 

QME Israel menjadi kebijakan AS sejak 1968, dan ditetapkan dalam hukum AS pada tahun 2008.  

Prinsip QME ini mencantumkan beberapa syarat, antara lain:

  • Amerika Serikat diharuskan oleh hukum untuk menegakkan QME Israel.
  • Penjualan senjata ke negara-negara Timur Tengah lainnya yang dapat membahayakan QME Israel dilarang.
  • Penjualan senjata ke negara-negara Timur Tengah lainnya harus diimbangi dengan memperkuat kemampuan Israel.
  • Pemerintah harus secara berkala menilai status QME Israel.

Itu sebabnya, segala upaya negara tetangga Israel untuk memperoleh senjata canggih, terutama jet tempur dan rudal, sering kali menemui pertentangan dari Israel dan para pelobinya dengan alasan mempertahankan keunggulan kualitatif militer Israel atas negara tetangganya.

"Amerika Serikat beserta sekutunya akan menuruti semua permintaan Israel berkenaan dengan masalah QME ini, sebagaimana yang dialami oleh Mesir, di mana permintaannya untuk memiliki rudal udara-ke-udara Meteor BVRAAM dan AIM-120 AMRAAM guna melengkapi jet tempur Rafale dan F-16 juga tidak dikabulkan oleh Washington karena Tel Aviv bersikeras mempertahankan QME," tulis ulasan DSA.

Karena kebijakan mempertahankan keunggulan militer Israel ini, upaya beberapa negara Teluk Arab yang memiliki hubungan dekat dengan Washington untuk memperoleh jet tempur F-35 juga gagal hingga saat ini, meskipun mereka memiliki kemampuan untuk memiliki ratusan jet tempur generasi kelima.

Friksi Turki-Israel

Hubungan antara Turki dan Israel baru-baru ini menegang akibat masalah Suriah.

Tel Aviv secara tegas menolak mengizinkan Ankara mendirikan pangkalan militer di negara Arab yang baru saja dibebaskan dari kekuasaan keluarga Assad selama puluhan tahun.

Beberapa hari yang lalu, jet tempur Israel mengebom pangkalan udara di Suriah, khususnya T-4 di Tiyas, Provinsi Homs, yang ingin diambil alih Turki untuk mendirikan pangkalan militernya.

Baca juga: Israel Bom Duluan Pangkalan Udara Suriah yang Akan Diambil Alih Turki Buat Jadi Pangkalan Militer

Pengeboman pangkalan udara Israel di Suriah yang akan diambil alih Turki semakin meningkatkan ketegangan antara Ankara dan Tel Aviv.

Pengambilalihan pangkalan udara di Suriah oleh Turki untuk menampung personel militernya merupakan bagian dari perjanjian militer yang ditandatangani kedua negara setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad beberapa bulan lalu.

Selama beberapa minggu terakhir, Turki dikatakan telah mengirim perwira militernya untuk memeriksa tiga pangkalan udara di Suriah di T4 dan Palmyra, yang terletak di provinsi Homs, serta sebuah bandara di provinsi Hama untuk digunakan sebagai pangkalan bagi personel militernya.

Tim dari Turki telah menilai kondisi landasan pacu, hanggar, dan infrastruktur lainnya di pangkalan udara, menurut seorang pejabat intelijen regional.

Namun, sebelum Turki dapat mengambil alih pangkalan udara di Suriah, khususnya T4 di wilayah Homs, jet tempur Israel mengebomnya untuk mencegah Ankara membangun pijakan di negara Arab tersebut.

“Dalam beberapa jam terakhir, tentara Israel telah melancarkan serangan terhadap kemampuan militer yang tersisa di pangkalan militer Suriah di Hama dan T4, serta beberapa lokasi infrastruktur militer lainnya di wilayah Damaskus.”

"IDF akan terus melakukan operasi untuk menghilangkan segala ancaman terhadap keselamatan warga sipil Israel," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan di platform Telegramnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved