Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Suriah

Adu Kuat di Suriah, Israel Matian-matian Lobi AS untuk Tak Beri Turki Jet Tempur F-35

Israel dan Perdana Menterinya Benjamin Netanyahu tak ingin melihat Turki memperoleh jet tempur F-35. Ada kuat pengaruh Israel-Turki terjadi di Suriah

RTX
Jet tempur buatan AS F-35 menembakkan rudal AMRAAM. Presiden AS terdahulu, Joe Biden menyetujui penjualan rudal tersebut ke Israel. Adapun Tel Aviv enggan jet ini juga dimiliki Turki. 

Adu Kuat di Suriah, Israel Matian-matian Lobi AS untuk Mencegah Turki Punya Jet Tempur F-35

TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan telah menggandakan upaya lobinya untuk mencegah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menjual jet tempur generasi kelima F-35 Lightning II buatan Lockheed Martin ke Turki.

Israel dan Perdana Menterinya, Benjamin Netanyahu tidak ingin melihat Turki memperoleh jet tempur F-35.

Baca juga: Analis Rusia: Turki Mau Kirim Sistem Rudal Jarak Jauh S-400 ke Suriah, Jebakan Buat Jet Israel

Untuk itu, satu di antara tujuan kunjungan Netanyahu baru-baru ini ke Washington untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio juga mengangkat agenda itu.

Menurut sumber diplomatik Barat seperti dikutip portal berita Middle East Eye, Israel tidak ingin Turki mengoperasikan F-35 karena hubungan kedua negara yang semakin tegang akibat masalah di Suriah.

“Netanyahu mengangkat isu penjualan jet tempur F-35 dalam beberapa panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada bulan Maret dan April. Perdana Menteri Israel juga mendesak Rubio untuk mempertimbangkan kembali penjualan senjata tersebut,” kata laporan tersebut dikutip Senin (14/4/2025).

"Dapat dipahami kalau Netanyahu secara pribadi telah menyatakan niatnya untuk menekan Donald Trump agar menolak penjualan F-35 (ke Turki)," menurut portal berita tersebut.

Sebuah F-35 Lightning II melesat melintasi langit saat melakukan manuver menuju landasan pacu Pangkalan Angkatan Udara Eglin.
Sebuah F-35 Lightning II melesat melintasi langit saat melakukan manuver menuju landasan pacu Pangkalan Angkatan Udara Eglin. (Foto Angkatan Udara AS/Samuel King Jr.)

Sanksi CAATSA ke Turki

Presiden AS, Donald Trump sebelumnya dilaporkan bersedia mempertimbangkan kembali penjualan jet tempur F-35 Lightning II ke Turki setelah mengadakan percakapan telepon dengan mitranya dari Turki, Recep Tayyep Erdogan, baru-baru ini.
 
Presiden AS disebut-sebut tengah berupaya melanjutkan penjualan jet tempur generasi kelima ke Turki, jika kedua pihak, Washington dan Ankara, dapat mencapai kesepakatan yang akan membuat Turki "menelantarkan" sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.

Washington memberlakukan sanksi CAATSA setelah Ankara membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia, yang dipandang bertentangan dengan kepentingan keamanan NATO dan Amerika.

CAATSA merupakan akronim untuk Countering America's Adversaries Through Sanctions Act atau Undang-Undang Penentang Musuh Amerika Melalui Sanksi.

Sebagai respons atas pembelian senjata Rusia tersebut, Turki dikeluarkan dari program jet tempur generasi kelima F-35, dan sanksi dijatuhkan pada industri pertahanannya, termasuk pembekuan aset dan pembatasan visa pada beberapa pejabat Turki.

Faktanya, enam pesawat F-35 milik Turki sebenarnya sudah rampung di Amerika Serikat, tetapi kini terbengkalai di hanggar di negara tersebut, akibat keputusan Washington yang menjatuhkan sanksi militer terhadap Ankara.

Sebelumnya, Turki telah menandatangani kontrak untuk membeli 100 jet tempur F-35.

QME Israel

Pencegahan penjualan F-35 ke Turki juga sejalan dengan upaya mempertahankan Keunggulan Militer Kualitatif (Qualitative Military Advantage/QME) yang dimiliki militer Israel dibandingkan dengan kekuatan militer negara tetangganya, termasuk Turki.

Secara sederhana, konsep QME adalah keunggulan militer yang berkelanjutan dan kredibel, menurut Israel Policy Forum.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved