Senin, 29 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Soal Tarif Impor Trump, Pasar Saham Indonesia Dinilai Masih Lebih Baik dari Sejumlah Negara

Menurut Nafan, penerapan tarif resiprokal ke Indonesia oleh AS ini malah bisa memperkuat daya saing Indonesia dalam menarik investasi asing langsung

Tribunnews/JEPRIMA
PASAR SAHAM - Pengunjung memotret layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (21/5/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada full day 8 April 2025 ditutup -7,9 persen ke level 5.996,14 menyusul penerapan tarif impor resiprokal Amerika Serikat (AS) ke Indonesia. 

Soal Tarif Impor Trump, Pasar Saham Indonesia Dinilai Masih Lebih Baik dari Sejumlah Negara
 
Reynas Abdila/Tribunnews.com
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar saham global anjlok efek kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan retaliasi Tiongkok.

Tak ayal kondisi tersebut mendorong investor mengalihkan investasi ke safe haven assets. 

Namun demikian, performa pasar saham Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya dan bahkan Amerika Serikat (AS) sendiri.

Baca juga: Perang Dagang AS-China: Tiongkok Balas Ancaman Tarif Baru Trump, Bersumpah Melawan Habis-habisan


Data yang dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada full day 8 April ditutup -7,9 persen ke level 5.996,14.

Performa pasar saham Indonesia ini lebih baik dari pelemahan pasar di Italia -14,2 persen, Argentina -14 persen, Vietnam -13,8 persen, Prancis -11,9 persen, Singapura -11,8 persen, Jerman -11,6 persen, dan indeks market AS sendiri yang merosot -10,7 persen.

Pun demikian pasar di Inggris yang merosot -10,5 persen, Kanada -9,7 persen, Thailand -9,1 persen, dan Jepang dengan -8,2 persen.

Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan pergerakan pasar modal Indonesia lebih baik dari sejumlah negara ini artinya market merespon baik ekonomi Indonesia yang resilien. 

“Market merespon positif resiliensi perekonomian Indonesia,” kata Nafan kepada wartawan Rabu (9/4/2025).

Paparan ekspor Indonesia ke AS sendiri hanya 2 persen dari PDB-terendah di Asia Tenggara (dibanding Thailand 11 persen dan Malaysia 10 persen).

Meski produk Indonesia dikenakan tarif 32 persen, tarif ini masih lebih rendah dibanding negara pesaing seperti Bangladesh, Kamboja, China, Sri Lanka, dan Vietnam yang dikenai bea masuk 37-49 persen.

Menurut Nafan, penerapan tarif resiprokal ke Indonesia oleh AS ini malah bisa memperkuat daya saing Indonesia dalam menarik investasi asing langsung (FDI).


“Insentif dari pemerintah juga menarik sekali dan ditunggu oleh para pelaku pasar,” kata Nafan.


Sebagaimana diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif impor terbaru terhadap produk-produk yang mereka impor dari Indonesia sebesar 32 persen.


Keputusan itu diumumkan Trump hari Rabu, 2 April 2025 waktu Amerika Serikat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan