Senin, 29 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Trump Serukan Gencatan Senjata di Ukraina: Saya Tidak Suka Pengeboman

Donald Trump menyatakan pemerintahannya tengah menjalin komunikasi dengan Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina.

|
Kremlin.ru
TRUMP DAN PUTIN - Foto ini diambil pada Selasa (25/2/2025) dari publikasi resmi Kremlin, memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden AS Donald Trump (kiri) berfoto sebelum melakukan pertemuan resmi Rusia-AS di Helsinki, Finlandia, pada 16 Juli 2018. Akui tidak suka pengeboman, saat ini Trump tengah menjalin komunikasi dengan Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pemerintahannya tengah menjalin komunikasi dengan Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina.

Pernyataan ini disampaikan Trump kepada wartawan di atas pesawat kepresidenan Air Force One pada Minggu (6/4/2025).

Trump kembali menyerukan perlunya gencatan senjata dan mengungkapkan keprihatinannya atas korban yang terus berjatuhan akibat perang.

“Kami sedang berbicara dengan Rusia," ujar Trump, dikutip dari Suspilne.

"Saya tidak suka pengeboman," tegas Trump.

"Pengeboman terus berlanjut, dan ribuan anak muda meninggal setiap minggu," lanjutnya.

"Kami ingin mereka berhenti,” jelasnya.

Pernyataan Trump muncul di tengah meningkatnya kecaman dunia atas serangan Rusia di kota Kryvyi Rih, Ukraina, yang terjadi pada 4 April lalu.

Dalam serangan tersebut, pasukan Rusia menggunakan bom cluster Iskander yang menewaskan sedikitnya 19 orang, termasuk sembilan anak-anak, dan melukai lebih dari 70 warga.

Serangan ini juga merusak hampir dua lusin gedung apartemen, enam lembaga pendidikan, sebuah restoran, serta puluhan kendaraan.

Pemerintah setempat telah menetapkan tanggal 7, 8, dan 9 April sebagai hari berkabung di Kryvyi Rih untuk menghormati para korban.

Baca juga: Iran Siaga Tinggi, Ancam Negara Tetangganya agar Tak Bantu Serangan AS, Trump Kirim B-2

Sementara itu, pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata mengenai fasilitas energi oleh Rusia terus terjadi, meski sebelumnya telah dicapai kesepakatan melalui perantara AS di Arab Saudi.

Pada Kamis (27/3/2025), pasukan Rusia menembaki pusat Kherson dengan artileri, menewaskan dan melukai warga sipil serta memutus aliran listrik.

Keesokan harinya, perusahaan energi Ukraina, Naftogaz, melaporkan fasilitas produksi gas mereka menjadi sasaran serangan gabungan lainnya.

Ukraina bersikeras kalau mereka mematuhi perjanjian dan hanya menyerang target-target militer Rusia.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan