Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pasukan Israel Mengebom Desa-desa Lebanon Selatan, Menewaskan 4 Orang, Ancam Serangan Baru di Beirut

Pasukan Israel mengebom beberapa desa di Lebanon selatan pada tanggal 22 Maret, menewaskan empat orang dan melukai lainnya di tengah pelanggaran

Editor: Muhammad Barir
Anews/File
SERANGAN UDARA - Asap mengepul dari serangan udara Israel di wilayah Lebanon Selatan beberapa waktu lalu. Israel dilaporkan mencaplok sejumlah teritorial Lebanon untuk dijadikan zona penyangga militer dan keamanan dari ancaman Hizbullah. 

Pasukan Israel Mengebom Desa-desa Lebanon Selatan, Menewaskan 4 Orang, Ancam Serangan Baru di Beirut

TRIBUNNEWS.COM-  Pasukan Israel mengebom beberapa desa di Lebanon selatan pada tanggal 22 Maret, menewaskan empat orang dan melukai lainnya di tengah pelanggaran berkelanjutan Israel terhadap perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah .

Empat orang tewas, dan beberapa lainnya terluka dalam serangan Israel di kota Touline.

Pasukan Israel melancarkan serangkaian serangan yang menargetkan pinggiran Rashaya al-Fukhar, Khiam, dan daerah antara Yatar dan Beit Lif.

Penembakan Israel menargetkan dataran tinggi Iqlim al-Tuffah dan Jabal al-Rayhan, serta pinggiran kota Yahmar al-Shaqif di Kegubernuran Nabatieh.

Pasukan Israel juga melakukan operasi penyisiran di dekat kota Houla, Markaba, dan Khiam.

Serangan Israel itu terjadi sebagai respons terhadap klaim di media Israel bahwa Hizbullah telah menembakkan lima roket dari Lebanon ke pemukiman Metula di Galilea Atas, yang menyebabkan militer Israel meluncurkan rudal untuk mencegatnya.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan ia menginstruksikan militer untuk menanggapi serangan roket dan juga mengeluarkan ancaman nyata untuk menyerang ibu kota Lebanon, Beirut.

"Kami tidak akan membiarkan terjadinya tembakan dari Lebanon terhadap masyarakat Galilea. Kami telah menjanjikan keamanan bagi masyarakat Galilea, dan itulah yang akan terjadi," katanya.

 "Nasib Metula sama seperti Beirut," ancam Katz.

"Pemerintah Lebanon bertanggung jawab atas setiap tembakan dari wilayahnya. Saya telah menginstruksikan IDF untuk menanggapinya sebagaimana mestinya," imbuhnya.

Namun, Hizbullah membantah bertanggung jawab atas serangan roket ke Israel utara.

"Hizbullah membantah terlibat dalam serangan roket dari Lebanon selatan ke wilayah Palestina yang diduduki, dan menekankan bahwa klaim musuh Israel tersebut merupakan bagian dari dalihnya untuk melanjutkan agresinya terhadap Lebanon, yang belum berhenti sejak gencatan senjata diumumkan," kata gerakan perlawanan tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Hizbullah menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata dan menegaskan bahwa pihaknya mendukung negara Lebanon dalam menangani eskalasi Zionis yang berbahaya ini terhadap Lebanon," tambah pernyataan itu.

Menanggapi pengeboman Israel, anggota parlemen Lebanon Ali Fayyad dari Blok Kesetiaan terhadap Perlawanan menyatakan bahwa "praktik Israel telah melampaui semua batas dan telah menjadi tindakan yang terjadi setiap hari dan berulang, tanpa memperhatikan Resolusi PBB 1701 atau tindakan eksekutifnya, seolah-olah resolusi ini tidak ada sama sekali dalam kerangka praktik Israel di wilayah selatan dan wilayah Lebanon lainnya."

Hizbullah dan Israel menandatangani perjanjian gencatan senjata berdasarkan Resolusi PBB 1701 yang mulai berlaku pada 27 November 2024, yang sebagian besar menghentikan perang lebih dari setahun antara Hizbullah dan Israel.

Pertempuran itu terjadi setelah Hizbullah melancarkan serangan terbatas terhadap pangkalan militer dan infrastruktur di Israel utara pada 8 Oktober 2023 untuk mendukung Hamas dan rakyat Palestina di Gaza.

Pada bulan September 2024, Israel melancarkan kampanye pengeboman besar-besaran yang diikuti oleh invasi darat yang menewaskan lebih dari 4.000 warga Lebanon dan menghancurkan banyak desa di Lebanon selatan, serta sebagian besar kota Nabatieh, Tyre, dan pinggiran selatan Beirut.

Israel terus melancarkan serangan terhadap wilayah Lebanon sejak perjanjian gencatan senjata berlaku.

Pasukan Israel terus menduduki lima titik strategis di Lebanon selatan, dengan mengatakan telah menerima lampu hijau dari AS untuk tetap berada di pos tersebut meskipun ada gencatan senjata.

 


SUMBER: THE CRADLE

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved