Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Murka, Ancam Bakal Lanjutkan Serangan di Gaza Hingga Hamas Lepas Sandera Israel

Netanyahu mengancam bakal melanjutkan serangan besar-besaran ke jalur Gaza yang merupakan daerah kantong Palestina hingga Hamas melepas semua sandera

X @netanyahu
NETANYAHU - Foto ini diambil dari publikasi X Netanyahu pada Jumat (21/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Netanyahu berpidato dan mengatakan satu dari empat jenazah sandera Israel yang diserahkan Hamas pada Kamis (20/2/2025). Netanyahu mengancam bakal melanjutkan serangan besar-besaran ke jalur Gaza yang merupakan daerah kantong Palestina hingga Hamas melepas semua sandera 

TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan terus melanjutkan serangan besar-besaran ke jalur Gaza yang merupakan daerah kantong Palestina.

Ancaman ini dilontarkan Netanyahu untuk menggertak Hamas, usai militan Palestina ini menolak membebaskan sandera Israel.

Dari 251 sandera, Israel menyebut masih tersisa 59 orang yang ditahan Hamas sejak Oktober 2023 lalu.

 “Saya memperingatkan Hamas bahwa jika mereka tidak membebaskan tawanan kami, kami akan melanjutkan pertempuran dan itulah yang telah kami lakukan,” ujar Netanyahu dikutip dari Anadolu.

"Ini baru permulaan. Mulai sekarang, kami akan bertindak melawan Hamas dengan intensitas yang semakin meningkat, bernegosiasi hanya di bawah tembakan, dan kami akan terus berjuang untuk mencapai semua tujuan perang," imbuh Netanyahu.

Berbanding terbalik dengan pernyataan Israel, Hamas berdalih penundaan pembebasan sandera dilakukan karena Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Pelanggaran-pelanggaran ini termasuk menunda pemulangan para pengungsi ke Gaza Utara, menargetkan warga dengan tembakan, dan tak mengizinkan masuk bahan bantuan dalam segala bentuk.

Tak sampai disitu, pejabat senior Hamas Basem Naim juga mengatakan bahwa Israel tak mematuhi kesepakatan dalam gencatan senjata.

"Selama tiga pekan terakhir, pimpinan perlawanan [Hamas] memantau pelanggaran dan ketidakpatuhan Israel terhadap perjanjian. Situasi itu, berbanding terbalik dengan Hamas yang patuh terhadap perjanjian,” ujar jubir Hamas.

Perseteruan ini yang membuat Netanyahu murka hingga kembali memerintahkan pasukannya untuk membombardir wilayah Gaza.

Baca juga: Serangan Terbaru Israel di Gaza Tewaskan Jubir Brigade Al-Quds, 5 Pejabat Hamas, dan Keluarganya

Terbaru Israel juga turut melancarkan serangan besar-besaran di sejumlah wilayah lainnya termasuk Gaza bagian utara, Gaza City, Deir al-Balah, Khan Younis, dan Rafah.

"Ini menyusul penolakan berulang kali Hamas untuk membebaskan sandera kami, serta penolakannya terhadap semua proposal yang telah diterimanya dari Utusan Presiden AS Steve Witkoff," kata Netanyahu

"Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat." imbuhnya.

Korban Tewas Gaza Tembus 400 Jiwa

Imbas serangan brutal Israel, Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa  lebih dari 408 orang dilaporkan tewas dalam satu hari pasca Israel melancarkan pengeboman.

Tak hanya warga sipil, Israel juga turut menargetkan serangan ke anggota biro politik dan pejabat senior Hamas.

Setidaknya sudah ada 5 petinggi Hamas yang tewas lantaran menjadi target serangan militer Israel di Gaza pada Selasa dini hari (18/3/2025).

Menurut saksi mata, tank-tank Israel menembaki dari seberang perbatasan utara ke selatan Jalur Gaza, menghantam rumah-rumah dan perkemahan tenda pengungsi.

"Itu adalah malam neraka. Rasanya seperti hari-hari pertama perang," kata Rabiha Jamal, 65 tahun, seorang ibu dari lima anak dari Kota Gaza.

Lebih lanjut, selain melakukan serangan, Israel juga turut menebar ketakutan di kalangan masyarakat. Termasuk memerintahkan mereka untuk angkat kaki ke daerah yang lebih aman.

Membuat Keluarga-keluarga di Beit Hanoun di Jalur Gaza utara dan wilayah timur Khan Younis di selatan terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Sambil membawa barang-barang, sebagian berjalan kaki, yang lain naik mobil atau becak setelah militer Israel memerintahkan mereka untuk mengungsi dari apa yang disebutnya sebagai "zona pertempuran berbahaya".

Serangan Israel Ke Gaza Tuai Kecaman 

Merespon tindakan yang dilakukan Israel, Hamas menegaskan bahwa mereka mengutuk keras serangan ini.

Menyebutnya sebagai "serangan berbahaya" terhadap warga sipil yang tidak berdaya, dan mengklaim bahwa tujuan Israel adalah untuk menggagalkan kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati.

Sementara itu Kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina (PIJ) menuduh Israel "dengan sengaja menyabotase semua upaya untuk mencapai gencatan senjata".

Kecaman serupa juga turut dilontarkan Mesir, yang bertindak sebagai mediator bersama Qatar dan AS.

Dalam keterangan resminya Mesir menyebut serangan udara Israel sebagai "pelanggaran mencolok" terhadap kesepakatan tersebut.

Sementara Mediator Qatar mengutuk keras serangan tersebut, dengan kementerian luar negerinya memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa "kebijakan eskalasi [Israel] pada akhirnya akan menyulut wilayah tersebut dan merusak keamanan dan stabilitasnya".

Senada dengan yang lainnya Juru bicara kementerian luar negeri Iran, Prancis dan Inggris mengutuk serangan tersebut, dan menyerukan "penghentian segera permusuhan, yang membahayakan upaya pembebasan para sandera dan mengancam kehidupan penduduk sipil di Gaza".

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved