Konflik Palestina Vs Israel
Philippe Lazzarini: Harapan Baru Pendidikan Anak Gaza
Pendidikan sebagai harapan bagi anak-anak Gaza, UNRWA buka sekolah darurat di tengah kesulitan.
Serangan brutal oleh tentara Zionis selama setahun terakhir telah membuat anak-anak Gaza tidak bisa bersekolah secara normal.
Banyak sekolah dihancurkan atau diubah menjadi tempat penampungan bagi keluarga yang mengungsi.
Pada tahun lalu, sekitar 39.000 pelajar di Gaza tidak dapat mengikuti ujian akhir pendidikan, yang dikenal sebagai Tawjih.
Namun, dengan gencatan senjata yang disepakati pada 19 Januari 2025, pihak berwenang di Gaza mulai mempersiapkan dimulainya tahun ajaran baru, yang secara resmi dimulai pada 24 Februari 2025.
Bagaimana Pengajar Menghadapi Situasi Sulit di Gaza?
Di tengah semua kesulitan ini, ada pengajar seperti Abu Mustafa yang berjuang untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak di Gaza.
Sekolah yang didirikannya berada di atas reruntuhan dan di bawah tenda.
Meskipun sumber daya yang terbatas, Abu Mustafa berusaha mengajar pelajaran dasar, termasuk pelajaran agama, dan tetap terlibat dengan murid-muridnya di tengah situasi yang sulit.
"Pelajaran saya lebih dari sekadar kurikulum," ungkap Mustafa.
Sebelum perang meletus, ia telah berupaya membantu masyarakat Gaza yang menderita dengan tingkat pengangguran yang tinggi.
Dengan dedikasinya, Mustafa memberikan harapan bagi anak-anak Gaza untuk kembali mengakses pendidikan yang layak di masa-masa sulit ini.
Dengan segala usaha yang dilakukan oleh UNRWA, pengajar, dan masyarakat, ada harapan bahwa pendidikan tetap dapat diteruskan meski dalam kondisi yang sangat menantang.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.