Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tak Sesuai Janji Trump, Kini AS dan Israel Melirik Afrika untuk Tampung Warga Gaza, Sudan Menolak

Langkah AS dan Israel yang ingin Afrika menampung warga Gaza, tidak sesuai dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump sebelumnya.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
YouTube The White House
DONALD TRUMP - Foto ini diambil pada Kamis (13/3/2025) dari YouTube The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbicara selama konferensi pers setelah pertemuan dengan Taoiseach (Perdana Menteri) Irlandia Micheal Martin di Ruang Oval di Gedung Putih di Washington, DC, AS pada Rabu (12/3/2025). Dalam acara tersebut, Trump sebut tidak ada yang ingin mengusir penduduk Gaza, sebuah pernyataan yang berlawanan dari usulannya pada Februari lalu yang ingin memindahkan penduduk Gaza ke luar negeri. 

Usulan tersebut akan mengizinkan warga Palestina untuk tetap tinggal di Gaza selama pendekatan bertahap lima tahun untuk membangun kembali Gaza, dengan fokus pada pembangunan kembali infrastruktur, perumahan, dan layanan penting.

Rencana tersebut juga akan mengecualikan Hamas dari peran kepemimpinan di masa mendatang.

Israel dan AS sejak itu menolak usulan ini karena tidak memberikan jalan yang jelas bagi Hamas untuk keluar dari kekuasaan, dan gagal mengatasi masalah keamanan dan pemerintahan jangka panjang.

Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

Dikutip dari Al Jazeera, pasukan Israel melancarkan lebih banyak serangan terhadap Gaza, menewaskan dua anak di Kota Gaza dan Beit Lahiya, saat blokade total Israel terhadap semua bantuan ke Jalur Gaza memasuki hari ke-13.

Para pakar PBB mengatakan Israel telah melakukan “tindakan genosida” terhadap warga Palestina dengan secara sistematis menghancurkan fasilitas perawatan kesehatan wanita selama perang di Gaza dan menggunakan kekerasan seksual sebagai strategi perang.

Hamas berkeras untuk maju ke tahap kedua kesepakatan gencatan senjata Gaza, menepis laporan media Israel tentang pembicaraan mengenai usulan AS untuk memperpanjang tahap pertama gencatan senjata selama 60 hari, sebagai imbalan atas pembebasan lebih banyak tawanan Israel.

Pekerja bantuan Palestina mengatakan para ibu di Gaza sekali lagi menuliskan nama-nama pada tubuh anak-anak mereka di tengah kekhawatiran akan kembalinya perang.

Baca juga: Hamas Sambut Baik Laporan PBB tentang Genosida Gaza oleh Israel, Israel Menyebut Fitnah Berdarah

AGRESI GAZA - Pasukan Israel (IDF) dilengkapi dengan kendaraan militer berpatroli di reruntuhan Gaza. Israel kini dihadapkan pada posisi sulit antara melanjutkan agresi dan perang di Gaza atau bernegosiasi dengan Hamas demi keselataman nyawa sandera.
AGRESI GAZA - Pasukan Israel (IDF) dilengkapi dengan kendaraan militer berpatroli di reruntuhan Gaza. Israel kini dihadapkan pada posisi sulit antara melanjutkan agresi dan perang di Gaza atau bernegosiasi dengan Hamas demi keselamatan nyawa sandera. (khaberni/tangkap layar)

Pemukim Israel membakar beberapa rumah dan kendaraan Palestina di desa Duma dan kota Khirbet al-Manajim di Tepi Barat yang diduduki.

Seorang juru bicara Hamas menuntut Israel untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang ada, termasuk menarik diri dari Gaza selatan, dan mengecam apa yang disebutnya sebagai proposal baru yang bertujuan untuk “menghindari” perjanjian tersebut.

Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med bergabung dalam seruan untuk aksi global setelah komisi PBB menuduh Israel melakukan “tindakan genosida” dan pelecehan seksual terhadap warga Palestina selama perang Gaza.

Universitas Columbia menghukum 22 mahasiswa, termasuk mengeluarkan sembilan dari mereka, karena aktivisme mereka dalam mendukung Palestina, menurut kelompok mahasiswa.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 48.524 warga Palestina tewas dan 111.955 terluka dalam perang Israel di Gaza.

Kantor Media Pemerintah Gaza telah memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan warga Palestina yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

Sebanyak 1.139 orang tewas di Israel selama serangan 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved