Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Liciknya Niat Israel Putus Pasokan Air dan Listrik ke Gaza, AS Tantang Dedengkot KTT Arab

Pemerintah Israel berpotensi melakukan pemutusan pasokan air dan listrik ke Jalur Gaza untuk menekan kelompok militan Palestina, Hamas

Yedioth Ahronoth/IDF
BULDOSER ISRAEL - Foto yang diambil dari Yedioth Ahronoth tanggal 1 Maret 2025 memperlihatkan buldoser D9 milik Israel sedang dioperasikan di Jalur Gaza. Israel akan mendapatkan banyak buldoser dari Amerika Serikat. Pemerintah Israel berpotensi melakukan pemutusan pasokan air dan listrik ke Jalur Gaza untuk menekan kelompok militan Palestina, Hamas 

Rencana tersebut menunjukkan bahwa Dewan Keamanan PBB dapat mempertimbangkan gagasan kehadiran internasional di wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat dan Gaza.

Dokumen ini mencakup usulan untuk mengeluarkan keputusan guna mengerahkan pasukan penjaga perdamaian internasional di wilayah Palestina sebagai bagian dari pendekatan komprehensif untuk mendirikan negara Palestina. Dokumen ini juga mencatat bahwa "tantangan berbagai faksi Palestina yang bersenjata dapat diatasi jika akar permasalahannya diselesaikan melalui proses politik yang kredibel."

Rencana Mesir tersebut diharapkan akan disetujui pada pertemuan puncak darurat Arab di Kairo pada hari Selasa. Pertemuan tersebut merupakan bagian dari upaya Mesir untuk merumuskan sikap Arab yang bersatu mengenai masalah Palestina dan mengajukan usulan balasan terhadap rencana AS untuk memindahkan penduduk Gaza.

Presiden AS Donald Trump telah berulang kali menyerukan untuk "mengambil alih" Gaza dan memukimkan kembali penduduknya untuk mengembangkannya menjadi tujuan wisata. Rencananya ditolak oleh dunia Arab dan banyak negara lain, yang mengatakan hal itu sama saja dengan pembersihan etnis.

Hampir 48.400 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 111.000 orang terluka dalam serangan brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023. Serangan tersebut, yang menghancurkan daerah kantong itu, dihentikan sementara berdasarkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang berlaku pada 19 Januari.

Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza pada hari Minggu karena Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak untuk memulai negosiasi pada tahap kedua kesepakatan gencatan senjata antara Tel Aviv dan Hamas.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

(Tribunnews.com/ Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved