Konflik Palestina Vs Israel
Liciknya Niat Israel Putus Pasokan Air dan Listrik ke Gaza, AS Tantang Dedengkot KTT Arab
Pemerintah Israel berpotensi melakukan pemutusan pasokan air dan listrik ke Jalur Gaza untuk menekan kelompok militan Palestina, Hamas
TRIBUNNEWS.COM - Seorang juru bicara Israel mengatakan pada Selasa (4/3/2025) bahwa pemerintah Israel berpotensi melakukan pemutusan pasokan air dan listrik ke Jalur Gaza untuk menekan kelompok militan Palestina, Hamas.
Menurut PM Israel Benjamin Netanyahu melalui juru bicaranya, keputusan perpanjang gencatan senjata yang tak segera diambil Hamas akan berdampak buruk untuk Gaza.
"Semakin lama Hamas terus menolak, semakin besar pengaruh yang dimiliki Israel," kata juru bicara Netanyahu, Omer Dostri, kepada radio lokal 94FM, dikutip dari Yeni Safak.
"Kami memiliki serangkaian langkah untuk menekan Hamas. Kami juga mempersiapkan diri secara militer untuk kembali bertempur, dan kami tidak menutup kemungkinan untuk memutus aliran air dan listrik ke Gaza," katanya.
Israel “berkoordinasi penuh dengan AS dan ingin memberikan kesempatan untuk memulangkan sebanyak mungkin sandera yang masih hidup,” kata juru bicara tersebut.
Netanyahu menolak untuk memasuki negosiasi tahap kedua gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan.
Sebaliknya, ia ingin memperpanjang tahap pertama kesepakatan tersebut.
Pemerintah Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza pada hari Minggu, tak lama setelah tahap pertama kesepakatan gencatan senjata berakhir.
Hamas menolak untuk melanjutkan perjanjian berdasarkan persyaratan ini, dan bersikeras agar Israel mematuhi ketentuan gencatan senjata dan segera memulai negosiasi untuk tahap kedua, yang mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan penghentian total perang.
Lembaga penyiaran publik Israel KAN, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Israel berencana untuk menerapkan strategi eskalasi terhadap Gaza dalam waktu seminggu, termasuk memutus aliran listrik, pembunuhan, dan memindahkan warga Palestina dari Gaza utara ke selatan.
November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Baca juga: Negara-Negara Arab Setujui Rencana Rekonstruksi Gaza yang Dipimpin Mesir, Apa Isinya?
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.
Gedung Putih Tolak Hasil KTT Arab
Gedung Putih menyatakan penolakannya pada hari Selasa terhadap usulan pada pertemuan puncak para pemimpin Arab untuk membangun kembali Gaza.
Mereka engan alasan bahwa usulan tersebut tidak mengatasi "realitas" saat ini di daerah kantong yang dilanda perang tersebut.
"Usulan saat ini tidak membahas kenyataan bahwa Gaza saat ini tidak dapat dihuni dan penduduknya tidak dapat hidup secara manusiawi di wilayah yang tertutup puing-puing dan persenjataan yang belum meledak," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes dalam pernyataan melalui email kepada Anadolu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.