Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Dari Senjata ke Kamera, Dimensi Lain Hamas Memerangi Narasi dan Propaganda Israel

Hamas memahami bahwa perang dengan Israel bukan hanya konflik militer, tetapi juga perebutan kesadaran dan opini publik. 

zoom-inlihat foto Dari Senjata ke Kamera, Dimensi Lain Hamas Memerangi Narasi dan Propaganda Israel
Foto: Tangkapan layar
CIUM KENING - Omer Shem Tov, salah satu dari tiga sandera Israel yang dibebaskan mencium dahi seorang pejuang Hamas di panggung di Nuseirat, Gaza Tengah, Sabtu (22/2/2025). Pada putaran ketujuh pertukaran sandera-tahanan, Hamas membebaskan 6 sandera Israel yang akan ditukar dengan pembebasan 602 tahanan Palestina dari penjara Israel.

Dari Senjata ke Kamera, Dimensi Lain Hamas Memerangi Narasi dan Propaganda Israel

TRIBUNNEWS.COM - Perang Gaza, tak melulu soal pertunjukan bom-bom atau adu strategi militer antara Gerakan Hamas Palestina dan Militer Israel.

Dari perspektif diplomasi, Perang Gaza juga menampilkan pertempuran hebat dalam upaya membentuk citra para pihak yang terlibat dalam membentuk opini, sebuah unsur yang bisa memengaruhi proses pengambilan keputusan, faktor kunci kemenangan.

Baca juga: Delegasi Israel ke Kairo, Hamas Sekali Lagi Bikin Zionis Tak Punya Pilihan Selain Berunding

Soal ini, penulis dan pemerhati Timur Tengah, Hussein Jal'ad menulis di situs web Al-Jazeera Arab, kalau Hamas secara strategis mampu menggunakan foto dan video lewat berbagai platform media untuk menghasilkan kemenangan tersendiri bagi Palestina.

"Secara maksimal, Hamas menggunakan gambar-gambar media dalam operasi pertukaran sandera-tahanan baru-baru ini, untuk mengubah narasi konflik," tulis ulasan PC mengenai tulisan Hussein Jalad.

Momentum itu, misalnya, terjadi saat suatu momen yang tak terduga, dan di depan kamera, salah seorang tahanan Israel membungkuk untuk mencium kepala para pejuang dari Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, yang menyerahkannya kepada Palang Merah. 

Baca juga: Sandera Israel Cium Kening Petempur Hamas Saat Pembebasan 3 Tawanan di Nuseirat Gaza Tengah

"Adegan ini memicu badai kontroversi, karena ditangkap oleh media global sebagai gambar yang memiliki dimensi yang melampaui peristiwa itu sendiri: gambar seorang prajurit yang kalah, simbol kekuatan yang dengan hati-hati memproyeksikan dirinya dalam cahaya yang manusiawi, dan pesan terselubung yang membentuk kembali narasi seputar sifat konflik tersebut," kata sang penulis. 

Menurutnya, adegan ini bukan frame yang terpisah, melainkan merupakan bagian dari serangkaian adegan yang dirancang dengan cermat oleh Hamas selama operasi pertukaran tahanan baru-baru ini.

"Sejak saat-saat pertama serah terima, para petempur  bertopeng muncul dalam pakaian militer yang terorganisasi, membawa senjata mereka dalam posisi yang mencerminkan disiplin, dan terkadang, menawarkan air dan kurma kepada para tahanan Israel sebelum mereka dibebaskan. Adegan-adegan seperti itu bukan sekadar penggambaran peristiwa; adegan-adegan tersebut merupakan pesan media yang dibuat dengan cermat yang ditujukan kepada khalayak Palestina, sudut pandang Barat, dan para pembuat keputusan di Israel," ulasan si penulis.

CIUM KENING - Tentara Israel mencium kening pasukan Hamas saat dibebaskan, Sabtu (22/2/2025. Tampak senang dan tersenyum lebar, Sabtu (22/2/2025). (Tangkap layar akun X Palestine Chronicle)
CIUM KENING - Tentara Israel mencium kening pasukan Hamas saat dibebaskan, Sabtu (22/2/2025. Tampak senang dan tersenyum lebar, Sabtu (22/2/2025). (Tangkap layar akun X Palestine Chronicle) ((Tangkap layar akun X Palestine Chronicle))

Melawan Propaganda Israel

Dalam konflik Israel-Palestina, gambar -baik foto maupun video- telah lama menjadi alat propaganda yang ampuh bagi kedua belah pihak, meskipun opini Barat biasanya memilih untuk melihatnya melalui lensa tank Merkava Israel

Israel telah memonopoli narasi media global selama beberapa dekade, menggunakan platformnya untuk memproyeksikan citra orang Israel sebagai korban dan orang Palestina sebagai agresor.

Namun, Hamas, terutama dalam beberapa tahun terakhir, telah menyadari pentingnya mematahkan dominasi visual ini dengan menggunakan adegan dokumentasi lapangan dan seni membangun simbol dalam momen-momen sensitif seperti penyerahan sandera Israel.

"Strategi ini meluas dari liputan langsung pertempuran dan gambar perlawanan harian selama bulan-bulan perang," kata Hussein.

Salah satu momen yang paling berkesan adalah saat penyerahan tahanan Israel di kamp pengungsi Nusseirat di Gaza, di mana para pejuang Hamas dengan tenang mengawal para tahanan, mengenakan seragam, dan membawa senjata mereka dengan cara yang menunjukkan adanya kendali tanpa ancaman langsung.

"Adegan ini tampaknya meniru pertukaran tahanan antara tentara resmi negara-negara, dalam upaya yang jelas untuk memperkuat citra Hamas sebagai entitas terorganisasi yang mampu memaksakan ketentuannya."

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved