Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Upayakan Perdamaian Jangka Panjang dengan Ukraina, Ogah Gencatan Senjata Tergesa-gesa

Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung selama tiga tahun, Senin (24/2/2025), Moskow mengaku enggan gencatan senjata tergesa-gesa untuk akhiri perang.

Kremlin.ru
PERANG RUSIA-UKRAINA. - Foto yang diambil dari laman resmi Kantor Kepresidenan Rusia tanggal 14 Febuari 2025 ini memperlihatkan Presiden Vladimir Putin sedang memimpin rapat di Novo-Ogaryovo. Perang sudah berlangsung 3 tahun dan Moskow mengaku enggan gencatan senjata tergesa-gesa untuk akhiri perang. 

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung selama tiga tahun, Senin (24/2/2025).

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengungkapkan Moskow ingin mencapai perdamaian berkelanjutan dengan Ukraina.

Menurut Ryabkov, Rusia fokus pada penyelesaian akar penyebab perang, bukan hanya menghentikan pertempuran sementara, seperti yang disarankan oleh Amerika Serikat (AS).

Pernyataan ini disampaikan oleh Ryabkov dalam wawancara yang diterbitkan pada Senin (24/2/2025), yang juga menandai tiga tahun sejak dimulainya perang di Ukraina.

Ryabkov menegaskan perdamaian yang tahan lama lebih penting bagi Rusia daripada gencatan senjata yang tergesa-gesa, Al Mayadeen melaporkan.

Katanya, hal itu justru bisa memicu pertempuran baru dan memperburuk situasi.

"Amerika Serikat sepertinya ingin segera mencapai gencatan senjata, tetapi hal itu tanpa penyelesaian yang menyeluruh bisa berbahaya," ujar Ryabkov, seperti yang dikutip dari RIA.

Dia memperingatkan, tanpa solusi jangka panjang, gencatan senjata dapat merusak hubungan Rusia dengan Amerika.

Sayangnya, hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai rencana perdamaian dari pihak Amerika Serikat.

Pembicaraan terbaru antara Rusia dan AS di Riyadh bertujuan untuk memperbaiki hubungan kedua negara dan mempersiapkan negosiasi lebih lanjut mengenai Ukraina.

Meskipun demikian, Ryabkov mengatakan diskusi tersebut belum memberikan penjelasan mengenai rencana perdamaian yang diajukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

Ryabkov mengulangi alasan Rusia untuk melancarkan apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" karena ekspansi NATO yang terus bergerak ke arah timur.

Baca juga: Erdogan: Turki Dapat Berkontribusi pada Perundingan Perdamaian dalam Perang Ukraina-Rusia

Selain itu, Rusia juga menuduh Ukraina menekan hak-hak warga berbahasa Rusia di wilayah mereka.

Meski Rusia terus mendorong perjanjian perdamaian yang lebih permanen, ketegangan tetap tinggi dan perang memasuki tahun keempat tanpa solusi yang jelas.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dijadwalkan mengunjungi Turki pada Senin (24/2/2025) untuk mengadakan pembicaraan dengan mitranya, Hakan Fidan, mengenai perang dan masalah lainnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved