Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Menlu AS Bantah Tudingan Uni Eropa Tak Dilibatkan di Negosiasi Rusia-Ukraina

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio mengaku Uni Eropa baru dilibatkan jika pembicaraan terkait negosiasi damai berkembang.

Penulis: Bobby W
Editor: Suci BangunDS
Kementerian Luar Negeri AS
MENLU AS - Foto yang diambil dari laman resmi Kementerian Luar Negeri AS tanggal 14 Februari 2025 ini, memperlihatkan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio sedang berpidato. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio pada hari Minggu (16/2/2025), mengaku Uni Eropa baru dilibatkan dalam negosiasi Ukraina-Rusia jika pembicaraan terkait negosiasi damai berkembang. 

Rubio hanya mengatakan, mereka tidak membahas detail pembicaraan apa pun untuk saat ini.

Di lain pihak, Moskow menyatakan, kedua belah pihak telah membahas penghapusan "hambatan sepihak" yang diberlakukan oleh pemerintahan AS sebelumnya dalam hubungan dengan Rusia.

Rubio mengatakan, ia memang membahas kondisi operasional "yang sulit" dari kedutaan AS di Moskow dengan Lavrov.

Jika ada kemajuan dalam upaya perdamaian di Ukraina, baik Rusia maupun AS membutuhkan kedutaan yang berfungsi dengan baik di negara masing-masing, tambahnya.

Kekhawatiran Uni Eropa

EMMANUEL MACRON - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Jumat (14/2/2025) yang menampilkan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron mengatakan pengusiran warga Gaza seperti yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump akan sangat berbahaya.
EMMANUEL MACRON - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Jumat (14/2/2025) yang menampilkan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Emmanuel Macron menghelat KTT darurat Uni Eropa pada hari Senin (17/2/2025) terkait perang di Ukraina. (Tangkap layar YouTube Al Jazeera English)

Prasangka buruk terhadap pertemuan antara AS dan Rusia ini secara terang-terangan disampaikan oleh sejumlah pemimpin di negara-negara Uni Eropa.

Hal ini terlihat dari upaya Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menghelat KTT darurat Uni Eropa pada hari Senin (17/2/2025) terkait perang di Ukraina.

KTT darurat tersebut, digelar karena banyak pejabat di Uni Eropa yang mengaku terkejut dan "terguncang" oleh langkah-langkah administrasi Trump terkait Ukraina, Rusia, dan pertahanan Eropa dalam beberapa hari terakhir.

Kekhawatiran utama mereka adalah bahwa mereka tidak lagi dapat mengandalkan perlindungan militer AS.

Selain itu, sejumlah petinggi Uni Eropa menilai Trump akan berusaha menandatangani kesepakatan damai dengan Putin secara sepihak tanpa mengikutsertakan masukan dari Uni Eropa di dalamnya.

Upaya tersebut, diyakini Uni Eropa dilakukan Trump dan Putin untuk melemahkan Kyiv dan keamanan kontinental Eropa secara keseluruhan.

Adapun pembicaraan yang direncanakan di Arab Saudi pada minggu ini, juga bertepatan dengan upaya AS untuk mencapai kesepakatan dengan Kyiv guna menguasai kekayaan sumber daya alam Ukraina.

Baca juga: Trump Ancam Stop Dukung Perang Ukraina Jika Zelensky Ogah Serahkan 50 Persen Tambang Mineral

Dalam wawancara dengan NBC yang disiarkan pada hari Minggu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mempertanyakan apakah mineral di wilayah yang dikuasai Rusia akan diberikan kepada Putin.

Trump, yang melakukan panggilan dengan Putin pada hari Rabu (12/2/2025) menyatakan bahwa pemimpin Rusia itu menginginkan perdamaian.

Ia juga mengatakan pada hari Minggu bahwa Putin tidak akan berusaha menguasai seluruh wilayah Ukraina.

"Itu akan menjadi masalah besar bagi saya, karena Anda tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Saya pikir dia ingin mengakhirinya," kata Trump kepada wartawan di West Palm Beach, Florida.

Trump menambahkan bahwa Zelenskyy akan dilibatkan dalam pembicaraan untuk mengakhiri konflik tersebut.

(Tribunnews.com/Bobby)

Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Konflik Rusia vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved