Senin, 6 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Senat AS Kukuhkan Tulsi Gabbard sebagai Direktur Intelijen Nasional AS

Tulsi Gabbard resmi ditunjuk sebagai Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) dengan dikukuhan 52-48 suara di Senat.

Tangkap Layar Kanal YouTube Tulsi Gabbard
TULSI GABBARD - Foto ini merupakan tangkap layar yang diambil dari kanal YouTube Tulsi Gabbard pada Kamis (13/2/2025), menunjukkan Presiden Donald Trump melantik Tulsi Gabbard sebagai Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat. Senat AS memberikan suara 52-48 untuk mendukung Tulsi Gabbard Direktur Intelijen Nasional AS menempati jabatan Direktur Intelijen Nasional AS. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melanjutkan upayanya merombak aparatur intelijen negara dengan pengukuhan Tulsi Gabbard sebagai Direktur Intelijen Nasional yang baru.

Pada Rabu (12/2/2025), Senat AS memberikan suara 52-48 untuk mendukung Gabbard menempati jabatan tersebut, Al Jazeera melaporkan.

Tak dipungkiri ada kekhawatiran mengenai pengalamannya serta pandangan masa lalunya tentang kebocoran intelijen dan isu terkait.

Setelah pemungutan suara, Gabbard menyampaikan dia akan "membantu memenuhi mandat yang diberikan rakyat Amerika kepada Anda dengan sangat jelas dalam pemilihan ini."

Dia juga menyoroti ketidakpercayaan publik terhadap komunitas intelijen yang menurutnya, telah dipolitisasi.

Gabbard berkomitmen untuk membangun kembali kepercayaan tersebut dan memastikan keamanan rakyat Amerika.

"Rakyat Amerika kurang memercayai komunitas intelijen, terutama karena mereka telah melihat entitas yang seharusnya hanya berfokus untuk memastikan keamanan nasional ini dijadikan senjata dan dipolitisasi," ujar Gabbard sesaat setelah diambil sumpah dalam upacara di Ruang Oval di Gedung Putih, VOA melaporkan.

Sebagian besar senator Partai Republik mendukungnya, kecuali mantan Pemimpin Mayoritas Mitch McConnell, yang menentang pencalonannya bersama beberapa senator Demokrat.

Pemimpin Minoritas Senat, Chuck Schumer, meminta rekan-rekannya menolak pencalonan Gabbard, menyebutnya sebagai penyebar propaganda Rusia dan teori konspirasi.

Meskipun demikian, Partai Republik tetap mendukung Gabbard, sebagian besar karena tekanan dari Presiden Trump dan tokoh lain seperti Elon Musk.

Trump pertama kali menunjuk Gabbard pada November lalu, memuji keberaniannya.

Baca juga: Pecat Inspektur Jenderal AS, Trump Hadapi Gugatan Hukum

Gabbard, yang merupakan mantan anggota Kongres Demokrat, kini menjabat sebagai Direktur Intelijen Nasional, posisi setingkat kabinet yang mengawasi 18 badan intelijen AS.

Pencalonannya menjadi kontroversial karena latar belakangnya yang tidak konvensional, termasuk simpati kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan dukungannya terhadap pembocor informasi Edward Snowden.

Selain itu, Gabbard pernah mengunjungi Suriah pada 2017 untuk bertemu dengan Bashar al-Assad, yang menuai kecaman karena pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di bawah pemerintahannya.

Mitch McConnell mengungkapkan kekhawatirannya tentang Gabbard, mengatakan bahwa penilaiannya terhadap intelijen bisa tercemar oleh rekam jejak yang tidak tepat.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved