Konflik Rusia Vs Ukraina
Trump Akui Ukraina Bisa Saja Jadi Wilayah Rusia Kelak, Minta Investasi AS Diamankan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui bahwa Ukraina “bisa saja menjadi Rusia” pada suatu hari nanti, dia meminta investasi AS diamankan.
TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui bahwa Ukraina “bisa menjadi Rusia” pada suatu hari nanti.
Oleh karena itu, Trump meminta Ukraina agar menjamin keamanan dana AS yang diinvestasikan di negara bekas Uni Soviet itu.
“Ukraina punya kekayaan yang sangat besar di darat dalam hal logam tanah langka, minyak, dan lainnya. Saya ingin uang kita aman karena kita menghabiskan ratusan miliar dolar. Ukraina mungkin membuat kesepakatan, Ukraina mungkin tidak membuat kesapakatan. Ukraina mungkin menjadi Rusia suatu hari. Ukraina mungkin tidak menjadi Rusia,” kata Trump saat diwawancarai Fox News hari Senin, (10/2/2025), dikutip dari RIA Novosti.
“Saya ingin dana itu kembali.”
Menurut Trump, AS diduga berinvestasi lebih dari $300 miliar atau mungkin $350 miliar di Ukraina. Adapun Eropa berinvestasi $100 miliar.
“Kita dua kali lebih besar,” kata Trump.

Politikus Partai Republik itu berharap AS bisa mengembalikan uang yang dihabiskan di Ukraina.
“Saya berkata kepada mereka (Ukraina) bahwa saya menginginkan yang setara dengan $500 dalam hal logam tanah langka, dan pada dasarnya mereka menyepakatinya,” ujarnya.
“Jadi, setidaknya kita tidak merasa bodoh. Jika tidak, kita akan bodoh. Saya berkata kepada mereka bahwa kita harus mendapatkan sesuatu.”
Dalam wawancara yang sama Trump menolak menjawab pertanyaan tentang apakah bantuan senjata kepada Ukraina akan dilanjutkan.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.084: Untung Besar, AS Ingin Eropa Beli Senjatanya untuk Ukraina
Pekan lalu Trump mengatakan AS berharap Ukraina bisa menjamin pasokan logam tanah langka sebagai imbalan atas bantuan militer dan finansial yang diberikan AS.
AS di bawah Trump juga sudah menyampaikan wacana peninjuan kembali bantuan Barat kepada Ukraina.
AS menyinggung jumlah bantuannya yang lebih besar atau tidak setara dengan sekutu-sekutunya di Eropa.
Kantor Kepresidenan Ukraina mengklaim persoalan kesepakatan tentang logam tanah langka itu belum dibahas. Namun, kantor itu berkata Ukraina menginginkan kesepakatan strategis dengan AS.
Sementara itu, juru bicara Kantor Kepresidenan Rusia (Kremlin) Dmitry Peskov menyebut rencana Trump tentang logam tanah langka itu adalah proposal dagang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.