Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Trump Akui Ukraina Bisa Saja Jadi Wilayah Rusia Kelak, Minta Investasi AS Diamankan

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui bahwa Ukraina “bisa saja menjadi Rusia” pada suatu hari nanti, dia meminta investasi AS diamankan.

Penulis: Febri Prasetyo
Akun Zelensky di X/@ZelenskyyUa
SERANGAN RUSIA - Foto ini diambil pada Sabtu (1/2/2025) dari publikasi resmi akun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di media sosial X pada hari yang sama, menunjukkan petugas dari layanan darurat Ukraina mengevakuasi korban di lokasi serangan Rusia yang menghantam Poltava dan wilayah lain termasuk Zaporizhia, Odessa, Sumy, Kharkiv, Khmelnytskyi, dan Kyiv pada malam sebelumnya. Presiden AS Donald Trump mengatakan Ukraina bisa saja kelak menjadi wilayah Rusia. 

Menurut Peskov, hal terbaik yang bisa dilakukan AS ialah tidak membantu Ukraina sama sekali. Dengan demikian, AS bisa membantu mengakhiri perang.

Trump hubungi Putin untuk bahas perundingan

Trump mengaku sudah menghubungi Putin untuk memahas perundingan untuk mengakhir perang Ukraina-Rusia.

Dia mengindikasikan bahwa delegasi Rusia bersedia bertemu dengan delegasi AS.

Lalu, Trump mengaku sudah punya rencana untuk mengakhiri perang. Namun, dia menolak mengungkapkan rinciannya.

“Saya harap perang cepat berakhir. Setiap hari orang-orang sekarat. Perang ini juga buruk di Ukraina. Saya ingin mengakhiri hal buruk ini,” kata Trump hari Jumat.

Bulan lalu Trump memperkirakan sudah ada sekitar 1 juta tentara Rusia dan 700 ribu tentara Ukraina yang tewas dalam perang. Jumlah itu jauh lebih besar daripada perkiraan yang disampaikan pejabat Ukraina ataupun para pakar independen.

PROSES EVAKUASI KORBAN - Foto ini diambil pada Jumat (31/1/2025) dari publikasi resmi Staf Militer Ukraina yang diunggah oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di X pada Kamis (30/1/2025), menunjukkan tim penyelamat sedang mengevakuasi korban jiwa di reruntuhan bangunan yang menjadi sasaran serangan Rusia pada Rabu malam.
PROSES EVAKUASI KORBAN - Foto ini diambil pada Jumat (31/1/2025) dari publikasi resmi Staf Militer Ukraina yang diunggah oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di X pada Kamis (30/1/2025), menunjukkan tim penyelamat sedang mengevakuasi korban jiwa di reruntuhan bangunan yang menjadi sasaran serangan Rusia pada Rabu malam. (Akun resmi Zelensky di X, @ZelenskyyUa)

Rusia tolak gencatan senjata sementara

Baca juga: Trump Mau Desak Rusia Akhiri Perang, Zelensky Setuju Beri AS Imbalan Mineral Langka di Ukraina

Rusia menolak mentah-mentah gencatan senjata sementara dengan Ukraina demi menghentikan perang yang sudah berlangsung tiga tahun itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuding Barat punya rencana di balik gencatan senjata sementara.

Menurut dia, gencatan senjata hanya akan dimanfaatkan Barat untuk menguatkan Ukraina sampai perang kembali meletus.

Zakharova menegaskan Rusia hanya menginginkan solusi final yang bisa menyudahi perang Rusia-Ukraina.

“Gencatan senjata sementara, atau membekukan konflik seperti yang dikatakan banyak orang, tidak bisa diterima,” kata Zhakarova hari Kamis, (6/2/2025), dikutip dari Russia Today.

“Kita memerlukan kesepakatan yang mengikat secara hukum dan bisa diandalkan, dan mekanisme yang akan menjamin bahwa krisis ini tidak akan berulang.”

“Gencatan sementara akan dimanfaatkan Barat, Barat secara bersama-sama atau perwakilan, individual, untuk menguatkan potensi militer rezim Kiev dan tentu saja balas dendam dengan senjata.”

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved