Konflik Palestina Vs Israel
Mantan PM Israel Ehud Barak Sebut Gagasan Trump soal Gaza sebagai Fantasi
Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak mengomentari gagasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait Jalur Gaza.
"Satu-satunya alasan warga Palestina ingin kembali ke Gaza adalah karena mereka tidak punya alternatif," kata Trump.
"Saya membayangkan orang-orang dunia tinggal di sana. Orang-orang di dunia. Saya pikir Anda akan menjadikan tempat yang internasional dan luar biasa... Dan saya pikir seluruh dunia, perwakilan dari seluruh dunia, akan berada di sana," jelasnya lagi.
"Orang Palestina, juga, orang Palestina akan tinggal di sana. Banyak orang akan tinggal di sana. Namun, mereka telah mencoba cara lain dan mereka telah mencoba selama puluhan tahun dan puluhan tahun. Itu tidak akan berhasil. Itu tidak berhasil. Itu tidak akan pernah berhasil."
Terjunkan Pasukan AS ke Gaza
Di sisi lain Trump juga mengisyaratkan akan menurunkan pasukan AS.
Ia mengatakan hal itu dapat dilakukan "jika perlu".
"Sejauh menyangkut Gaza, kami akan melakukan apa yang diperlukan. Jika perlu, kami akan melakukannya," kata Trump ketika ditanya apakah pasukan Amerika akan dilibatkan.
Dalam pernyataannya, Trump menyebut akan menyulap Gaza menjadi Riviera Timur Tengah.
"Kami akan mengambil alih bagian itu, dan kami akan mengembangkannya, menciptakan ribuan dan ribuan lapangan kerja, dan itu akan menjadi sesuatu yang dapat dibanggakan oleh seluruh Timur Tengah,"; tambahnya.
"Saya pikir potensi di Jalur Gaza tidak dapat dipercaya."
Klaim Dukungan dari Para Pemimpin Arab
Trump mengklaim bahwa para pemimpin Arab mendukung rencana.
Meskipun, setelah diumumkannya Trump, Liga Arab sangat menentangnya.
"Saya dapat memberi tahu Anda, saya berbicara dengan para pemimpin negara-negara lain di Timur Tengah, dan mereka menyukai gagasan itu," katanya.
Komentar Trump ini sebenarnya memicu kecaman di seluruh dunia, khususnya di dunia Arab.
Ide Trump tampaknya menantang hak warga Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri, dengan para kritikus mengecamnya sebagai potensi "pembersihan etnis."
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.