Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Kembali ke Jalanan setelah Perang dengan Israel, Pakar: Mereka Masih Ada, Netanyahu Gagal

Setelah lebih dari setahun bersembunyi di terowongan dan menghindari serangan udara, para pejuang Hamas berseragam kembali ke jalan-jalan Gaza.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Screenshot YouTube Sky News
Hamas saat menyerahkan sandera Israel 

Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyatakan:

"Gaza, dengan rakyatnya yang hebat dan ketangguhannya, akan bangkit kembali untuk membangun apa yang telah dihancurkan oleh penjajah, dan akan terus berada di jalur perlawanan hingga pendudukan dikalahkan."

Gencatan senjata masih dalam tahap awal, dan banyak pertanyaan masih tersisa mengenai masa depan Jalur Gaza dan Hamas.

Michael Horowitz, analis Timur Tengah dari konsultan keamanan Le Beck mengatakan, Hamas telah menunjukkan kekuatannya baik untuk menghadapi para pesaing di internal Palestina maupun untuk menunjukkan kepada Israel bahwa setiap putaran pertempuran tidak akan mengubah keadaan.

Menurut Horowitz, Hamas tidak dikalahkan karena satu alasan utama: Israel tidak berusaha menggantikan Hamas sebagai entitas pemerintahan di Gaza.

Netanyahu telah berulang kali menegaskan bahwa Otoritas Palestina (PA) yang berpusat di Ramallah tidak memiliki peran di Jalur Gaza.

“Visi yang hanya berfokus pada keamanan ini membuat Israel terjebak dalam siklus kekerasan yang berulang,” tambah Horowitz.

Eva Koulouriotis, analis independen Timur Tengah, mengatakan bahwa Hamas mempertahankan popularitas yang luar biasa di Gaza.

“Sementara itu, upaya untuk membangun dukungan bagi Otoritas Palestina dan menolak kekuasaan Hamas telah gagal,” ujarnya.

Suasana Rafah, Gaza, setelah gencatan senjata
Suasana Rafah, Gaza, setelah gencatan senjata (Screenshot YouTube Sky News)

Kehancuran yang disebabkan oleh perang memang memicu kebencian terhadap Hamas di kalangan warga Gaza, kata Shehada, namun banyak yang merasa terbelah.

Baca juga: PM Inggris Mengatakan Proses Perdamaian Israel dan Hamas Seharusnya Berujung pada Negara Palestina

"Orang-orang juga merasa bangga bahwa sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, mampu menentang kekuatan militer Israel," ujarnya.

Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas melaporkan lebih dari 47.100 orang tewas, mayoritas warga sipil.

Horowitz mengatakan bahwa skala kehancuran tersebut adalah yang terburuk dalam beberapa pertempuran terakhir.

Namun pada akhirnya, menurut Mekelberg, kampanye militer Israel tidak menangani akar penyebab konflik.

Ia mendukung pernyataan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, yang menyatakan bahwa gencatan senjata ini harus menjadi langkah pertama menuju penyelesaian politik jangka panjang antara Israel dan Palestina.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved