Iran Dilaporkan Uji Coba Robot Tempur, Kembangkan Model Baru
Angkatan Darat Iran saat ini tengah menguji coba robot tempur, sekaligus mengembangkan model-model baru,
Selain itu, Iran juga sedang mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam sistem rudalnya untuk meningkatkan akurasi serangan mereka, dengan tujuan meminimalkan korban sipil, menurut Iran International.
Pada tanggal 18 Januari, di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Teluk Persia, Iran juga membuka pangkalan angkatan laut bawah tanah baru.
Pangkalan ini dirancang untuk menampung armada kapal yang mampu meluncurkan rudal jarak jauh.
Angkatan bersenjata Teheran juga telah menerima 1.000 pesawat nirawak buatan dalam negeri yang memiliki kemampuan anti-benteng dan teknologi siluman canggih dengan jangkauan 1.200 mil.
Hingga kini, belum jelas konflik apa yang sebenarnya dipersiapkan Iran dengan latihan-latihan ini.
Perlombaan Teknologi Tempur Modern
Dilansir Newsweek, Iran berusaha mengikuti tren global menuju robotika di bidang militer.
Dalam perang Rusia dengan Ukraina, unit tempur Ukraina yang dikenal sebagai Medoid mengerahkan anjing robot yang dikembangkan oleh perusahaan manajemen risiko Inggris dan produsen pesawat nirawak Brit Alliance.
Ukraina juga akan segera menggunakan pesawat tempur droid baru dengan sistem robotik dan senapan mesin terpasang.
Rusia, di sisi lain, telah berinvestasi besar dalam robot tempur.
Rusia memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memodernisasi teknologi militernya bersama China, mengembangkan UGV seperti Uran-9, tank robot, Platform-M, sistem roket serang, serta Soratnik, tank drone seberat tujuh ton.
Baca juga: Dramatis, Suriah Kini Disebut Sepenuhnya Bergantung pada Turki, Iran Sudah Tergantikan
China juga sedang mengembangkan teknologi militer otonomnya sendiri, seperti "robot pembunuh," yang diperkirakan akan siap tempur dalam dua tahun ke depan.
AS juga telah berinvestasi dalam sektor ini melalui Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).
Proyek-proyeknya termasuk Legged Squad Support System (LS3) untuk tentara, dan program Robotic Autonomy in Complex Environments with Resiliency (RACER) untuk meningkatkan kemampuan UGV, menurut siaran pers dari DARPA.
Israel juga merupakan salah satu produsen utama sistem udara tak berawak (UAS), yang dirancang untuk pengumpulan intelijen, pemantauan perbatasan, serta pelaksanaan misi, menurut Israel Aerospace Industries.
Negara lain yang berinvestasi dalam robotika tempur antara lain Inggris, Korea Selatan, India, Prancis, dan Jerman, menurut berbagai laporan.
(Tribunnews.com/Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.