Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Negara Teluk Diminta Tak Cuma Omon-Omon: Lawanlah Israel Berbarengan atau Hadapi Kehancuran

Iran meminta negara-negara Teluk agar segera bertindak untuk melawan Israel secara bersama-sama.

Penulis: Febri Prasetyo
Tangkap layar YouTube Al Jazeera English
SERANGAN ISRAEL - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English, menampilkan dampak serangan Israel terhadap Qatar pada 9 September 2025. Inilah negara-negara yang diserang Israel semenjak perang di Gaza meletus pada Oktober 2023 lalu, terbaru Qatar menjadi korban. 

TRIBUNNEWS.COMIran meminta negara-negara Teluk agar segera bertindak untuk melawan Israel secara bersama-sama.

Negara-negara Teluk umumnya merujuk kepada tujuh negara Arab di kawasan Teluk Persia, yakni Bahrain, Kuwait, Irak, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Menurut Iran, jika tindakan tidak segera diambil, negara-negara itu terancam akan menghadapi “kehancuran”.

“Peringatan kepada negara-negara Islam, menggelar konferensi Organisasi Kerja Sama Islam yang dipenuhi dengan pidato tanpa hasil nyata (sebagaimana dalam rapat Dewan Keamanan) pada kenyataannya sama dengan mengeluarkan perintah baru untuk agresi yang menguntungkan entitas Zionis,” ujar Kepala Dewan Keamanan Tertinggi Iran Ali Larijani, Minggu, (14/9/2025), dikutip dari The Cradle.

Di samping itu, Larijani meminta negara-negara Arab untuk setidaknya membentuk “ruang operasi gabungan” untuk melawan Israel.

Dia menyindir negara-negara Teluk yang menurutnya tidak melakukan apa pun dan hanya berbicara saja.

“Karena kalian tidak melakukan apa pun untuk para muslim yang kelaparan yang tertindas di Palestina, setidaknya buatlah keputusan sederhana untuk menghindari kehancuran kalian sendiri,” katanya.

Sementara itu, para pemimpin Arab dan Islam mulai berkumpul di Kota Doha, Qatar, untuk menggelar rapat darurat guna membahas serangan Israel ke Qatar beberapa hari lalu.

Menurut Adel Abdel Ghafar, Direktur Kebijakan Luar Negeri Dewan Timur Tengah di Middle East Council on Global Affair, berkumpulnya para pemimpin itu lebih merupakan “pesan solidaritas” ketimbang sinyal bahwa mereka akan mengambil langkah nyata.

“Aksi nyata bisa dilakukan negara-negara Teluk yang bekerja sama untuk meninjau keamanan mereka dan menghadapi Amerika Serikat (AS) dalam satu front persatuan,” kata Ghafar.

“Saya pikir pertama-tama negara Teluk ingin punya jaminan keamanan yang kuat lewat perjanjian atau keterlibatan yang lebih mendalam dengan AS. Kedua, negara-negara itu ingin memberagamkan kerja sama keamanan ini dan juga meningkatkan kemampuan pertahanan dalam negeri.”

Baca juga: Serangan Israel ke Qatar Tak akan Pengaruhi Hubungan AS dan Israel

Sindiran turut disampaikan oleh Azzam Abu al-Adas, seorang jurnalis Palestina dan pakar kajian Israel. Dia mengklaim tidak akan ada hasil signifikan yang muncul dari pertemuan negara-negara Arab. Hal itu juga malah membuat Israel makin berani.

“Target Israel selanjutnya adalah Tepi Barat agar menyelesaikan masalah Palestina untuk selamanya, lalu Mesir agar menekan rezim Mesir supaya menerima migrasi, kemudian Yordania untuk menekan rezim Yordania agar menerima migrasi dan mengakhiri pengawalan terhadap Masjid Al Aqsa,” kata al-Adas.

Seperti al-Adas, diplomat senior Pakistan yang bernama Mohammad Ishaq Dar berkata negara-negara Islam harus mengubah kata menjadi tindakan.

Pakistan sebagai satu-satunya Islam yang memiliki negara nuklir itu menyebut kata-kata semata tidak akan bisa mencegah agresi Israel selanjutnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan