Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gencatan Senjata Gaza Belum Dimulai, Tentara Israel Tetap Lanjutkan Pemboman, Serangannya Mengerikan

Tentara Israel dilaporkan melanjutkan pemboman wilayah Gaza untuk sementara waktu.

|
khaberni/tangkap layar
Ilustrasi - Warga Palestina di Gaza di samping Tank Merkava Israel yang hangus dalam serangan Banjir Al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023. Tentara Israel telah melanjutkan pemboman wilayah Gaza untuk sementara waktu. 

Tahap Pertama

Tahap pertama dimulai pada Minggu (19/1/2025), menurut mediator Qatar.

Dilansir AP News, berikut ini hal-hal terkait kesepakatan gencatan senjata:

  • Penghentian pertempuran selama enam minggu akan dimulai, membuka negosiasi untuk mengakhiri perang.
  • Sebanyak 33 dari hampir 100 sandera akan dibebaskan selama periode tersebut, meskipun tidak jelas apakah lebih dari separuhnya masih hidup.
  • Amerika Serikat mengatakan fase ini juga mencakup penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk padat di Gaza. Itu akan memungkinkan banyak warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang tersisa. Banyak lingkungan telah hancur menjadi puing-puing.
  • Bantuan kemanusiaan akan melonjak, dengan ratusan truk memasuki Gaza setiap hari.
  • Rincian akhir yang masih dikerjakan termasuk daftar ratusan tahanan Palestina yang akan dibebaskan.

Tahap Kedua

Tahap kedua lebih sulit, berikut rinciannya:

  • Negosiasi untuk fase ini akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.
  • Tahap ini akan mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria.
  • Pasukan Israel akan mundur dari Jalur Gaza.
  • Namun, Israel mengatakan tidak akan menyetujui penarikan penuh sampai kemampuan militer dan politik Hamas dihilangkan.
  • Hamas mengatakan pihaknya tidak akan menyerahkan sandera terakhir sampai Israel menarik semua pasukannya.

Tahap Ketiga

Tahap ketiga menyerukan pemulangan jenazah para sandera yang masih berada di Gaza dan dimulainya pembangunan kembali besar-besaran di Gaza, yang masih harus dibangun kembali selama puluhan tahun.

Belum jelas pula siapa yang akan menanggung biayanya.

Baca juga: Gencatan Senjata Gaza Diumumkan, tapi Netanyahu Sebut Perjanjian Israel dengan Hamas Belum Lengkap

Ilustrasi - Perempuan lanjut usia di wilayah Gaza Utara duduk di antara lingkungan yang hancur karena serangan dan bombardemen buta Israel.
Ilustrasi - Perempuan lanjut usia di wilayah Gaza Utara duduk di antara lingkungan yang hancur karena serangan dan bombardemen buta Israel. (haarezt/tangkap layar)

Diketahui, Hamas melancarkan serangan paling mematikan yang pernah ada di Israel pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kematian 1.210 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP dari angka resmi Israel.

Militan Palestina juga menyandera 251 orang selama serangan itu, 94 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan 46.707 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut angka dari Kementerian Kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas yang dianggap dapat dipercaya oleh PBB.

Terbaru, Hamas mengatakan gencatan senjata itu adalah “hasil dari keteguhan legendaris rakyat Palestina kita yang hebat dan perlawanan gagah berani kita di Jalur Gaza selama lebih dari 15 bulan.”

Tekanan untuk mengakhiri pertempuran meningkat dalam beberapa hari terakhir, karena mediator Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat mengintensifkan upaya untuk memperkuat kesepakatan.

Demonstran di Tel Aviv yang menyerukan pembebasan para sandera menyambut gembira berita tentang kesepakatan itu menyebar.

Sementara, ribuan orang di seluruh Gaza merayakan kesepakatan untuk menghentikan permusuhan yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Palestina.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved